Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib rupiah pada perdagangan besok, Jumat (29/10) akan ditentukan oleh sentimen eksternal. Rilis data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) diproyeksikan akan menentukan arah rupiah.
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual menjelaskan, sejauh ini secara konsensus, pasar mengekspektasikan data PDB AS akan mengalami kontraksi. Menurut dia, sejauh ini ekonomi AS masih dihantui ketidakpastian kebijakan fiskal yang akan diambil.
Dia bilang, parlemen AS sejauh ini belum satu suara mengenai debt ceiling AS. Selain itu, stimulus fiskal ke depan juga belum jelas, jumlah anggaran yang akan digelontorkan masih belum ada kepastian. Kedua hal tersebut dinilai akan memengaruhi ekspektasi pelaku pasar ke depan.
Baca Juga: IHSG terjun ke 6.524 pada Kamis (28/10), saham ICBP, BBNI, INDY masih dikoleksi asing
“Di satu sisi, jika sampai data PDB AS ternyata tidak sesuai harapan, maka akan menjadi sinyal bagi The Fed untuk tidak perlu terburu-buru melakukan tapering. Jika itu yang terjadi, maka rupiah akan mendapatkan katalis positif,” kata David kepada Kontan.co.id, Kamis (28/10).
Adapun, untuk perdagangan besok, David memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.150 per dolar AS-Rp 14.200 per dolar AS
Pada perdagangan hari ini, Kamis (28/10), rupiah ditutup di level Rp 14.173 per dolar AS. Dengan demikian, mata uang Garuda ini tidak beranjak dari posisi terakhirnya. Sedangkan, di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah justru terkoreksi 0,10% dan ditutup di level Rp 14.199 per dolar AS.
Baca Juga: Kurs rupiah masih berpotensi melemah di perdagangan terakhir bulan Oktober
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News