kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rights issue VRNA dan MYTX bisa jadi peluang untuk trading, tapi cermati dulu hal ini


Jumat, 19 Oktober 2018 / 21:24 WIB
Rights issue VRNA dan MYTX bisa jadi peluang untuk trading, tapi cermati dulu hal ini
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Verena Multifinance Tbk (VRNA) dan PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) akan menggelar right issue dalam waktu dekat. 

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai, sebelum membidik saham-saham yang akan melakukan rights issue, sebaiknya investor mencermati tujuan penggunaan dana rights issue tersebut. 

"Kalau untuk ekspansi tidak apa-apa, karena tujuan nya bagus dan juga untuk menaikan ekuitas. Tergantung ada atau tidaknya investor yang menyerapnya," kata Achmad, Jumat (19/10)

Achmad bilang, sejauh ini pembeli siaga rights issue MYTX masih belum ada kepastian. Sementara, untuk aksi korporasi VRNA, sudah ada yang menjadi calon pembeli atau standby buyer yaitu IBJ Leasing Company. Perusahaan ini juga sudah menetapkan harga rights issue sebesar Rp 140.

"Kalau untuk trading harian ya bagus bagi para trader untuk cari posisi, harga terakhir Rp 118. Potensi cukup bagus untuk scalping atau trading intraday. Tapi kalau untuk masuk atau hold sebaiknya tidak, karena sektor multifinance sedang tidak bagus," kata Achmad.

Bagi VRNA, rights issue ini menjadi pintu masuk bagi investor asing karena Panin Bank sudah mengkonfirmasi tidak akan mengambil bagian dalam right issue tersebut.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, pada dasarnya rights issue tergantung dari kebutuhan manajemen untuk mencari pendanaan.

"Kalau memang sudah mendesak cari pendanaan, emiten bisa saja jarang melihat kondisi pasar. Malah tidak jarang sudah ada standby buyer untuk memastikan penyerapan right-nya," kata Reza.

Untuk kedua saham tersebut, Reza mengatakan, investor perlu cemat mencari tahu untuk apa pendanaan dan bagaimana likuditas sahamnya. "Biasanya untuk investor biasa, akan eksekusi right kalau saham di pasar regulernya aktif ditransaksikan," kata Reza.

Selain itu, hal ini tergantung juga dari sikap investor, apakah ingin mengambil right dengan harapan bisa mendapat harga yang lebih murah dari saham reguler, sehingga bisa dijual nanti di pasar reguler, atau mereka ingin tetap menahan saham tersebut.

Seperti diketahui, VRNA akan melepas 3,1 miliar saham dan membidik dana Rp 434 miliar dari rights issue. Pengendali Verena saat ini yakni Bank Panin, tidak akan mengambil porsi dalam rights issue ini. Namun, IBJ Leasing Company (IBJL), sebuah perusahaan pembiayaan asal Jepang akan bertindak selaku pembeli siaga.

Sementara itu MYTX akan melakukan penawaran umum dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 7 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Pada penutupan pasar modal , Jumat (19/10) saham VRNA ditutup naik 4,42% atau setara 5 poin ke level harga Rp 118 dan saham MYTX ditutup turun 5,26% atau setara 7 poin ke level harga Rp 126.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×