Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) berencana menggelar rights issue senilai Rp 8,1 triliun. Pasca rights issue, RIMO akan menjadi perusahaan properti.
Pasalnya, dana rights issue sebagian besar akan digunakan untuk mengakuisisi 99,99% saham PT Hokindo Mediatama. Hokindo merupakan perusahaan properti yang kini sahamnya dimiliki PT Fajarindah Megah Perkasa, perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Hong Kong.
Dalam aksi ini, Haven Capital Pte Ltd yang mengelola Have Fund II menjadi pembeli siaga rights issue RIMO. Hedge fund yang berbasis di Singapura ini berpotensi menjadi pemegang saham mayoritas RIMO pasca aksi korporasi ini.
Aksi ini ditengarai merupakan aksi backdoor listing yang dilakukan pihak PT Hokindo Mediatama. Karena itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) pun telah memanggil manajemen PT Rimo International Lestari Tbk untuk dimintai klarifikasi.
Namun dugaan backdoor listring ditempik T Guntur Pasaribu, Presiden Direktur Mark Asia Strategic, penasihat keuangan RIMO. Guntur mengatakan, aksi koporasi RIMO bukan backdoor listing sebab Haven Capital tidak terafiliasi dengan pihak Hokindo.
"Kalau backdoor kan ada hubungan antara Haven Capital dan Hokindo," bantah Guntur belum lama ini.
Hokindo merupakan perusahaan properti yang 99,99% sahamnya dimilki PT Fajarindah Megah Perkasa, perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Hong Kong. Sementara, Haven Capital merupakan hedge fund yang mengelola dana investor asal Singapura.
Namun, belum diketahui apakah investor dalam hedge fund ini benar-benar tidak terafiliasi dengan Hokindo. Guntur juga mengelak kalau Hokindo merupakan perusahaan milik Benny Tjokorosaputro.
"Memang, adik Pak Benny, Teddy (Tjokosaputro) duduk sebagai Direktur Utama Hokindo, tapi ini tidak ada hubungannya," kata Guntur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News