kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek AKRA positif di bisnis pelumas ritel


Selasa, 24 Oktober 2017 / 19:34 WIB
Prospek AKRA positif di bisnis pelumas ritel


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain fokus pada pengembangan kawasan industri, PT AKR Corporindo Tbk juga menggenjot rencana pengembangan ritel distribusi pelumas dengan menggandeng BP Global. Potensi bisnis ini dinilai sangat prospektif.

Sebagai informasi, pada April lalu, melalui anak perusahaan, PT AKR Niaga Indonesia telah meneken perjanjian distribusi dengan PT Castrol Indonesia, perusahaan pelumas milik BP Global. Melalui kesepakatan tersebut, keduanya membentuk PT Aneka Petroindo Raya yang akan mengoperasikan penjualan ritel BBM dengan label BP AKR Fuels Retail.

Analis NH Korindo Yuni  menilai, potensi bisnis ritel BBM AKRA tercermin dari meningkatnya kebutuhan masyarakat. "Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya volume otomotif akan mengerek permintaan BBM," jelas Yuni, Selasa (24/10).

Mengutip catatan KONTAN, Pengurus Serikat Pekerja SKK Migas baru-baru ini mengatakan kebutuhan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia sebesar 1,6 juta barel per hari (bph). Sedangkan melalui joint venture ini, AKRA menargetkan akan menjual 30.000-40.000 liter minyak per hari.

Di sisi lain, produksi minyak mentah berkisar 800.000 bph dan kapasitas kilang minyak Indonesia hanya 1 juta bph. Dengan demikian, prospek produksi dan ritel produk turunannya sangat besar.

Analis Bahana Securities Andrew Franklin Hotama mengatakan, kerja sama ini akan mulai terealisasi pada tahun depan. "Mereka akan membangun sekitar 15-20 stasiun pengisian untuk tujuh tahun ke depan," jelas Andrew, Selasa.

Menurut Andrew, pembangunan stasiun pengisian ini bakal difokuskan pada kota-kota besar yang sudah maju, dengan demikian potensi konsumsinya bakal mendaki seiring dengan pertumbuhan area.

Melalui joint venture ini, Andrew meyakini penjualan bensin eceran tersebut bakal menyumbang 6% dari laba kotor AKRA pada tahun 2018.

Pada paruh pertama tahun ini, AKRA mencatat kenaikan laba bersih  0,48% dibanding periode sama tahun lalu menjadi Rp 588,43 milar. Pendapatan pun naik 25,15% jadi Rp 9,22 triliun.

Atas pertimbangan tersebut, Yuni memberikan rekomendasi buy saham AKRA dengan target harga Rp 8.100. Andrew juga merekomendasi buy dengan target Rp 8.380.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×