Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama Oktober yang tidak setinggi bulan sebelumnya, menahan kenaikan imbal hasil reksadana saham. Mengutip data Infovesta Utama, rata-rata imbal hasil reksadana saham, selama Oktober, adalah 2,15%.
Angka itu memang lebih tinggi daripada kenaikan IHSG di periode sama, yang cuma 2,06%. Namun, angka itu masih di bawah imbal hasil reksadana saham per September, yaitu 5,05%. Catatan saja, selama September IHSG naik setinggi 4,98%.
Jika dihitung year to date, return reksadana saham per Oktober adalah 10,04%. Angka itu di bawah kenaikan IHSG yang mencapai 13,82%.
Mayoritas reksadana saham berbasis komoditas malah mencetak return negatif di periode itu. Maklumlah, harga komoditas sedang dalam tren penurunan sejak awal tahun.
Reksadana racikan PT Danareksa Investment Management, yakni Danareksa Mawar Komoditas 10 misalnya, mencetak return minus 4,14% per Oktober. Sejak awal tahun, reksadana itu mencerak return minus 11,48%.
Reksadana Batavia Dana Saham Agro milik Batavia Prosperindo Asset Management bernasib sama. Sepanjang Oktober, reksadana itu mencetak return negatif 1,30%. Sementara, return year to date minus 10,57%.
Pasar volatil
Yulius Manto, Direktur PT Batavia Prosperindo Asset Management, mengatakan, kinerja Batavia Dana Saham Agro yang minus itu disebabkan saham komoditas yang melemah dalam dua tahun terakhir. Selain itu, belum ada perbaikan ekspektasi pasar terhadap ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat. "Itu yang mengakibatkan harga komoditas turun," ujar dia.
Namun, menurut Yulius, saat seperti ini justru bisa dimanfaatkan investor untuk membeli pada harga murah. Ia berharap, saham perkebunan dan pertambangan akan kembali cerah untuk jangka panjang. "Apalagi, tren selama 15 tahun terakhir, kinerja reksadana saham akan membaik di akhir tahun," kata dia.
Dari empat produk reksadana saham yang ditawarkan Batavia, hanya satu yang memiliki kinerja di atas IHSG. Produk itu adalah Batavia Dana Saham Syariah. Reksadana itu mencetak imbal hasil 16,56% year to date.
Sementara, produk reksadana saham milik OSK Nusadana Asset Management, yakni OSK Nusadana Alpha Sector Rotation (OSKN ASR), mencetak return cukup baik yakni 4,00% sepanjang Oktober dan 22,35% year to date.
Marketing Communication OSK Nusadana Asset Management, Valentina Widyastuti, menuturkan, strategi pengelolaan reksadana saham OSK adalah memonitor isi portfolio secara regular. Hal itu untuk memastikan kinerja reksadana tidak terlalu jauh dari kinerja IHSG.
Selama kuartal-IV, OSKN ASR lebih mengutamakan saham sektor infrastruktur dan sektor properti untuk mengisi portofolionya. "Strategi ini diharapkan akan berkontribusi positif pada kinerja OSKN ASR," kata Valentina.
Analis PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya, mengatakan, kinerja reksadana saham yang menurun disebabkan situasi pasar yang volatile. Menurut dia, IHSG hingga akhir tahun ini, bisa tumbuh berkisar 13-15%, hingga berada di rentang 4.350-4.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News