kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Resmi melantai, saham MTEL bergerak melemah pada perdagangan perdana


Senin, 22 November 2021 / 10:49 WIB
Resmi melantai, saham MTEL bergerak melemah pada perdagangan perdana
Pencatatan perdana saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (22/11/2021).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan emiten baru. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk resmi mencatatkan sahamnya pada perdagangan Senin (22/11).

Emiten dengan sandi MTEL ini menjadi perusahaan ke-41 yang melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2021.

Pada perdagangan perdananya, saham MTEL terpantau turun 2,50% ke harga Rp 780 per saham pada pukul 10.30 WIB. Pada awal perdagangan, saham MTEL sempat melesat ke harga Rp 890 per saham.

Mengutip keterbukaan, jumlah saham yang dicatatkan di BEI sebanyak 83.515.452.844. Dari total tersebut, saham dari penawaran umum perdana atau initial public offering sebanyak 23.493.524.800 serta saham pendiri 60.021.928.044.

Baca Juga: Harga Saham Mitratel (MTEL) Anak Usaha Telkom Turun di Menit Awal Perdagangan di BEI

MTEL menawarkan harga saham perdana senilai Rp 800 dengan nilai nominal Rp 228. Dari hajatan IPO ini, Dayamitra Telekomunikasi meraup dana segar sebesar Rp 18,79 triliun.

Dari dana hasil hasil penawaran umum ini, Mitratel akan menggunakan dana sebanyak 44% untuk belanja modal organik seperti penambahan kolokasi melalui penguatan dan penambahan menara telekomunikasi, pembangunan menara baru dan penambahan site baru, dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.

Selanjutnya sebesar 56% akan Mitratel  gunakan untuk belanja modal anorganik, yakni untuk mengakuisisi menara telekomunikasi dari operator telekomunikasi dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.

Adapun sisanya untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi Mitratel.

Baca Juga: Asing net buy Rp 110,12 miliar, IHSG menguat 0,18% ke 6.732,2 di awal perdagangan

Sebagai informasi, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia jika melihat berdasarkan jumlah menara yang dimiliki.

Sekarang ini, Mitratel memiliki 28.030 menara yang tersebar di Pulau Jawa sebanyak 11.963 menara atau 43% dari portofolio dengan tenancy ratio 1,64x. Sedangkan sebanyak 16.067 menara atau setara 57% berada di luar Pulau Jawa dengan tenancy ratio 1,39x.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×