kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Resmi IPO, harga saham Indonesian Tobacco (ITIC) melonjak 50%


Kamis, 04 Juli 2019 / 10:52 WIB
Resmi IPO, harga saham Indonesian Tobacco (ITIC) melonjak 50%


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pengolahan tembakau iris PT Indonesian Tobacco Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/7). Pada perdagangan perdana, harga saham emiten berkode emiten ITIC ini sempat melonjak 50% ke Rp 330 per saham dari harga initial public offering (IPO) Rp 219 per saham.

Dengan begitu, saham perusahaan dengan kode emiten itu otomatis terkena auto reject atas (ARA). Alasannya, kenaikan harga saham ini sudah melebihi ketentuan BEI yang menetapkan, untuk rentang harga saham Rp 200-Rp 5.000 maka batas naik dan turun saham adalah lebih dari 25% dalam sehari.

Melalui IPO ini, ITIC memperoleh dana segar hingga Rp 60,01 miliar. ITIC menawarkan 274,06 juta saham atau setara dengan 29,13% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Dalam pencatatan saham ini, ITIC menunjuk PT Philip Sekuritas Indonesia sebagai lead underwriter. Pada masa penawaran saham umum yang berlangsung 25 Juni 2019-28 Juni 2019, terjadi oversubscribed lebih dari 165 kali dari jatah pooling penawaran saham.

Indonesian Tobacco mengungkapkan akan menggunakan seluruh dana IPO untuk pembelian daun tembakau virginia sebagai bahan baku. 

Pembeliannya dibagi berdasarkan segmen wilayah, yakni 25% dari Jawa Tengah yang meliputi Muntilan, Temanggung, Parakan, dan Boyolali. Kemudian, sebanyak 50% dari Jawa Timur dan Madura, serta sisanya 25% dari Bali dan Lombok.

Direktur Utama ITIC Djonny Saksono optimistis dapat mengembangkan bisnisnya secara luas. "Kapasitas pendanaan yang bertambah akan sejalan dengan persediaan daun tembakau yang meningkat," kata dia di Jakarta, Kamis (4/7). 

Hal ini dapat mempengaruhi utilitas produksi, mengingat daun tembakau harus melalui tahapan dan waktu yang cukup lama sampai menjadi siap digunakan dalam proses pembuatan produk.

Sebagai informasi, perusahaan ini didirikan pada tahun 1955. Di dalam negeri, skala bisnis emiten tembakau ini meliputi Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, Maluku, Nusa Tenggara, Papua. Sementara untuk skala internasional, Indonesian Tobacco sudah mendistribusikan produknya ke kawasan Asia, seperti Malaysia, Jepang, dan Singapura. 

Merek yang dimiliki perusahaan antara lain Anggur Kupu, Lampion Lilin, Pohon Sagu, Roda Terbang, dan Manna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×