kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Resesi ekonomi mengancam Indonesia, ini saham-saham rekomendasi analis


Kamis, 06 Agustus 2020 / 15:36 WIB
Resesi ekonomi mengancam Indonesia, ini saham-saham rekomendasi analis
ILUSTRASI. Layar monitor pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Selasa (4/8). Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (4/8/2020), IHSG ditutup naik 68,77 poin atau 1,37 persen ke posisi 5.075,00. Sementara, indeks saham LQ45 juga menguat 2,01 persen ke p


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 5,32% secara tahunan (yoy) tertimpa pandemi Covid-19.

Namun secara kumulatif di semester I-2020 pertumbuhan ekonomi terkontraksi 1,26% yoy mengingat di kuartal I-2020 ekonomi masih tumbuh 2,97% yoy.

Kini ekonomi Indonesia tengah dalam ancaman resesi, hanya tinggal menunggu data pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020. Dus investor tetap perlu mengikuti perkembangan kondisi dalam negeri.

Baca Juga: IHSG naik 1% ke 5.178 di akhir perdagangan Kamis (6/8), saham ANTM dan UNTR melesat

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, di tengah ancaman tersebut investor sebaiknya tetap fokus pada emiten yang masih dapat beroperasi dan menghasilkan pendapatan. "Saham dinilai dari ekspektasi kinerja di masa yang akan datang," jelas Wawan, Kamis (6/8).

Wawan masih berharap ada peningkatan ekonomi di kuartal III-2020 karena aktivitas bisnis mulai berjalan meski dibarengi dengan peningkatan kurva penderita Covid-19. Kinerja perusahaan pun diharapkan lebih baik dari pada kuartal III-2020.

Dari segi sektor, Wawan memilih telekomunikasi baik operator maupun infrastrukturnya, consumer goods, rumah sakit dan perbankan buku IV.

Di sektor telekomunikasi Wawan melihat PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) masih cukup menarik dengan valuasi yang murah serta kinerja perusahaan yang masih tumbuh.

Baca Juga: Wall Street bergerak tipis menunggu kelanjutan pembicaraan stimulus

Emiten operator telekomunikasi lainnya yang juga menunjukkan perbaikan kinerja adalah PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Infrastuktur pendukungnya juga disarankan yaitu PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

TOWR dipandang long term menariknya, itu valuasinya relatif lebih mahal dari operator. Tapi ya kalau investor masuk situ untuk longterm, cashflow mereka akan baik untuk 10 tahun ke depan," jelas Wawan.

Di sektor consumer goods Wawan menjagokan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Di sektor terkait, Wawan juga menjagokan saham-saham ritel yang menyediakan kebutuhan pokok seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang kinerjanya menunjukkan peningkatan.

"Jadi ya kalau masa resesi terus ya berarti cenderung ke produsen FMCG atau retail yang jual barangnya bukan pakaian," jelas dia.

Baca Juga: Tersengat Perkara, Tantangan Grup MNC di Tahun Pandemi Makin Berat

Di sektor kesehatan Wawan menjagokan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA). Sementara di perbankan dia menyarankan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Saham perbankan dinilai menjadi yang paling cepat pulih ketika ekonomi juga kembali pulih.

"Tugas bank saat ini adalah bertahan sampai ekonomi pulih. Kalau ekonomi pulih transaksi masyarakat akan meningkat dan kebutuhan pendanaan meningkat, bank akan mengalami kenaikan pendapatan baik dari NIM ataupun free based income," imbuhnya.

Wawan menilai rekomendasi sahamnya tersebut masih memiliki valuasi yang murah kecuali MIKA, TOWR dan TBIG.

Adapun di tengah ancaman resesi ini Wawan menyarankan investor untuk menaruh dananya atau asetnya sekitar 20% dari total. Sedangkan sebanyak 50% disarankan untuk masuk dalam obligasi negara dan 30% masuk dalam aset lancar seperti deposito atau reksadana pasar uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×