kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resesi di depan mata, investasi saham bisa jadi pilihan utama investor jangka panjang


Kamis, 03 September 2020 / 07:24 WIB
Resesi di depan mata, investasi saham bisa jadi pilihan utama investor jangka panjang
ILUSTRASI. Ilustrasi investasi reksadana. KONTAN/Muradi/2020/03/10


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data yang dihimpun Kontan menunjukkan, saham menjadi instrumen investasi yang turun paling dalam sepanjang 2020. Kendati begitu, investasi saham justru bisa jadi pilihan utama bagi investor jangka panjang. Ekonomi yang terancam resesi bisa menjadi peluang untuk melirik instrumen investasi saham yang sudah terdiskon banyak. 

Perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan, selama tujuan investasinya untuk jangka panjang, situasi yang terjadi saat ini merupakan salah satu siklus yang seharusnya sudah biasa dilalui. Mundur ke belakang, Eko mengingatkan pada 1998, 2008, dan 2013 pasar keuangan Tanah Air sempat ditimpa krisis. "Jadi seharusnya kondisi ini adalah bagian dari kebiasaan ekonomi saja," kata Eko kepada Kontan.co.id, Rabu (2/9).

Baca Juga: CEO Jouska menjawab soal dugaan pencucian uang, ini katanya

Dia juga mengingatkan bahwa setelah tertekan, kondisi ekonomi akan kembali naik lagi. Pada saat itu terjadi, pertumbuhan investasi juga akan naik, termasuk instrumen investasi saham dan reksadana saham. 

Untuk itu, selama tujuan investasinya adalah jangka panjang, serta ditujukan untuk cadangan tambahan penghasilan, investasi saat ekonomi tertekan bisa tetap dilakukan. "Asalkan, dana cadangan plus penghasilan enggak terganggu. Menurut saya tetap saja konsentrasi di investasi, dan penurunan sementara anggap saja sebagai siklus," tambah Eko.

Bagi investor yang masih memiliki dana lebih, Eko menilai sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengumpulkan saham. Logikanya, semua yang turun akan kembali naik, dan uang naik akan turun. "Kalau berpikir untuk jangka panjang, maka investasi saham atau reksadana saham tetap sebagai alternatif yang baik," ungkap dia. 

Baca Juga: Perusahaan global mulai gencar lakukan investasi




TERBARU

[X]
×