kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Resep para jawara reksadana pasar uang periode satu tahun


Sabtu, 27 April 2019 / 15:00 WIB
Resep para jawara reksadana pasar uang periode satu tahun


Reporter: Merlinda Riska | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Tahun 2018 jadi salah satu tahun suram buat industri reksadana. Tapi, tidak buat reksadana pasar uang yang menjadi satu-satunya yang memberikan kinerja positif, rata-rata 4,2%.

Ya, Guntur Putra, President & Chief Executive Officer PT Pinnacle Persada Investama, bilang, di tengah volatilitas pasar, reksadana pasar uang merupakan reksadana dengan tingkat risiko paling kecil dan aman. Tapi saat yang sama, masih memberikan imbal hasil yang positif. Makanya, “Prospek tahun ini masih cukup baik,” kata dia.

Untuk 2019, Guntur memperkirakan, rata-rata reksadana pasar uang bisa memberikan imbal hasil di atas tabungan dan setara deposito, berkisar 4% hingga 6% net, dengan likuiditas yang tinggi.

“Selain memberikan imbal hasil yang cukup bersaing, jangka waktu investasi juga lebih fleksibel dengan nominal investasi yang rendah,” imbuh Andre Suryajaya, Portfolio Manager PT Setiabudi Investment Management.

Segendang sepenarian, Farash Farich, Head of Investment PT Avrist Asset Management, mengatakan, peluang reksadana pasar uang di 2019 masih baik, lantaran Bank Indonesia (BI) kemungkinan mempertahankan suku bunga acuan. Sehingga, perubahan bunga deposito tidak akan banyak, hanya mengikuti siklus likuiditas perbankan.

Lalu, ekspektasi kinerja obligasi yang lebih positif tahun ini akan mendukung kinerja reksadana pasar uang yang juga berinvestasi di obligasi tenor di bawah satu tahun.

Nah, buat yang tertarik, berikut strategi pengelolaan dana beberapa produk yang masuk 10 besar reksadana pasar uang periode satu tahun terbaik versi Infovesta Utama:

  •     Bahana Likuid Plus

Produk racikan PT Bahana TCW Investment Management ini menjadi jawara reksadana pasar uang periode satu tahun bentukan Infovesta Utama. Tahun lalu, Bahana Likuid Plus mencetak imbal hasil 6,27%.

Untuk tahun ini, Soni Wibowo, Direktur Bahana TCW, memperkirakan, return produk yang baru rilis Agustus 2017 lalu masih di kisaran 6% net. “Penempatan dana kelolaan Bahana Likuid Plus penuh pada deposito, kecuali ada yang menjual obligasi tenor pendek dengan harga sangat murah karena butuh,” ungkap dia.

Deposito bank umum kelompok usaha I sampai III jadi tempat bagi dana kelolaan Bahana Likuid Plus. “Dengan mempertimbangkan bunga dan kesehatan bank,” ucap Soni yang menambahkan, yang menjadi tolak ukur adalah deposito tiga bulan.

  •    Avrist Ada Kas Mutiara

Avrist Asset sebagai peracik produk ini membidik imbal hasil tahun ini sesuai tolak ukur, yakni rata-rata bunga deposito satu bulan. Hanya, Avrist Ada Kas Mutiara sepanjang tahun lalu menorehkan imbal hasil 5,77%.

Guna mengejar imbal hasil di 2019 sesuai benchmark, Avrist Asset menerapkan strategi pengelolaan aktif. Mayoritas portofolio Avrist Ada Kas Mutiara di deposito.

Namun, bila yield obligasi jangka pendek naik banyak, terbuka untuk berinvestasi sedikit di surat utang. Tentu, valuasi yield dan arah pasar obligasi menjadi unsur penting untuk membuat keputusan.

Dalam penempatan dana kelolaan di deposito, manajer investasi yang berdiri 2011 lalu ini memperhatikan profil pemilik bank, kondisi permodalan bank, rasio kredit bermasalah, dan likuiditas. “Kami melakukan diversifikasi pada berbagai jenis bank, baik BUMN, swasta, maupun BPD,” ujar Farash.

Tentu, Avrist Asset juga melakukan diversifikasi pada tenor deposito, mulai deposito on call, satu bulan, hingga tiga bulan, plus perubahan bunga tiap waktu. “Agar bisa memastikan pembayaran tepat waktu bila ada redemption dan redemption tidak menurunkan kinerja reksadana,” beber Farash.

  •     Setiabudi Dana Pasar Uang

Tahun lalu, Setiabudi Dana Pasar Uang memberikan imbal hasil sebesar 5,74%. “Untuk setahun ke depan, kami perkirakan, imbal hasil berada di atas bunga deposito berjangka setelah dikurangi pajak, dan bisa lebih kompetitif dari produk reksadana pasar uang lainnya,” kata Andre.

Untuk itu, Setiabudi Investment menempatkan dana kelolaan produknya di deposito dan obligasi. Mereka akan selalu memonitor bunga dengan mempertimbangkan tingkat kesehatan bank tempat mereka menaruh dana Setiabudi Dana Pasar Uang.

Selain itu, Setiabudi Investment memiliki batasan maksimal atas penempatan dana kelolaan di setiap bank. “Pertimbangan tersebut kami ambil untuk kebutuhan diversifikasi dan memperkecil risiko penempatan investasi,” ungkap Andre.

Sedang dalam pemilihan obligasi, Andre menjelaskan, mengacu ke Investment Universe yang perusahaannya miliki. Ini dengan memperhitungkan indikator-indikator kesehatan dan kemampuan dari  penerbit surat utang tersebut.

  •     Pinnacle Money Market Fund

Dengan raihan tahun lalu 5,78%, Pinnacle Investama menargetkan imbal hasil optimal di tahun ini untuk produknya. “Kebijakan investasi untuk Pinnacle Money Market Fund, kami melakukan investasi di obligasi jangka pendek dan deposito, hanya alokasinya dilakukan secara optimal dan sesuai kondisi pasar,” ujar Guntur.

Yang jadi pertimbangan dalam memilih obligasi adalah, risiko kredit dam memiliki rating AA- dengan likuiditas yang tinggi. “Kami aktif trading sesuai dengan likuiditas dan credit rating,” tambah Guntur.

Sedang untuk deposito, mayoritas terdiversifikasi di bank BUKU II dan II yang memiliki stabilitas dan rasio keuangan kuat. Dan jelas, menawarkan suku bunga yang menarik yang sebanding sama tingkat risiko.

  •     Prospera Dana Lancar

PT Prospera Asset Management berani mematok target imbal hasil tinggi di 2019 untuk produknya: 6,8% net. Pada 2018 lalu, Prospera Dana Lancar mengukir imbal hasil sebesar 6,72%.

Biar bisa menghasilkan return tinggi, Prospera Asset akan menjaga porsi obligasi sebagai kendaraan investasi produknya di level 70%. “Dengan pajak atas kupon yang jauh lebih rendah dibanding deposito, obligasi akan memberikan return yang lebih optimal,” kata Eric Sutedja, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset.

Dalam pemilihan obligasi, Prospera Asset mensyaratkan rating minimal BBB, perusahaan penerbit punya reputasi baik dan konsisten menghasilkan laba bersih positif, serta rasio utang terhadap nilai buku di bawah angka dua.   

Sementara pertimbangan penempatan dana kelolaan Prospera Dana Lancar di deposito, misalnya, rasio kredit bermasalah bank di bawah 5%, rasio likuiditas (LDR) di bawah 100%, return on asset (ROA) di atas 0,5%.

Pilih sesuai kebutuhan, ya.

Jawara Reksadana Pasar Uang 1 Tahun

Peringkat    Nama Produk    Nama MI    Skor Akhir*
1    Bahana Likuid Plus    PT Bahana TCW Investment Management    31,6
2    Avrist Ada Kas Mutiara    PT Avrist Asset Management     29,8
3    Setiabudi Dana Pasar Uang    PT Setiabudi Investment Management    29,2
4    Pinnacle Money Market Fund    PT Pinnacle Persada Investama    27,4
5    Valbury Money Market I    PT Valbury Capital Management    27
6    Prospera Dana Lancar    PT Prospera Asset Management    25,8
7    Ascend Dana Lancar    PT Ascend Investama Indonesia    24,8
8    Bahana Likuid Syariah    PT Bahana TCW Investment Management    23,8
9    Lancar Victoria Merkurius    PT Victoria Manajemen Investasi    23,2
10    Sucorinvest Money Market Fund    PT Sucorinvest Asset Management    20,2

* Hasil pemeringkatan Reksadana Terbaik 2018                                          Sumber: Infovesta Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×