Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis cenderung flat pada awal perdagangan Jumat (6/9). Pada pukul 7.09 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange turun ke US$ 56,27 per barel dari harga kemarin pada US$ 56,30 per barel.
Pergerakan serupa terjadi pada harga minyak acuan internasional. Harga minyak brent untuk pengiriman November 2019 di ICE Futures turun tipis ke US$ 60,84 per barel dari harga kemarin pada US$ 60,95 per barel.
Meski hari ini turun tipis, minyak berpeluang mencatat kenaikan harga mingguan dalam tiga pekan berturut-turut hingga pekan ini. Sepekan terakhir, harga minyak brent naik 2,68% dan minyak WTI menguat 2,18%.
Baca Juga: Uni Eropa tegaskan tak ada pelarangan produk minyak sawit Indonesia
Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun dalam tiga pekan berturut-turut hingga pekan lalu meski ada lonjakan impor. Persediaan minyak mentah AS turun 4,8 juta barel, hampir dua kali lipat dari prediksi analis.
Stok minyak mentah AS pekan lalu mencapai 423 juta barel yang merupakan level terendah sejak Oktober 2018. "Ini jelas menjadi laporan yang sangat bullish," kata Bob Yawger, director of energy futures Mizuho kepada Reuters.
Harga minyak sempat mencapai lebih dari 2% setelah laporan EIA dan rencana pembicaraan dagang antara AS dan China pada bulan Oktober. Tapi, kenaikan ini menyusut sehingga pada penutupan perdagangan harga minyak hanya naik tipis.
Baca Juga: Perang dagang menekan harga ICP bulan Agustus ke level US$ 57,27 per barel
"Meski ada pengumuman dimulainya kembali pembicaraan dagang, masih ada ketidakpastian masalah perdagangan dan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan permintaan yang pada dasarnya menahan kenaikan harga," kata Gene McGillian, vice president of market research Tradition Energy.
Dalam tiga hari terakhir, harga minyak cenderung bergerak mendatar.
Sekadar mengingatkan, harga minyak brent masih menguat sekitar 12% sejak awal tahun akibat pemangkasan produksi OPEC dan Rusia. Tapi, ada kenaikan produksi dari OPEC dan Rusia pada bulan Agustus. Ditambah dengan bayang-bayang pelambatan ekonomi global yang berpotensi mengurangi permintaan, harga minyak cenderung stagnan dalam beberapa hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News