Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan bergerak bervariasi cenderung tertekan hari ini. Pergerakan pasar akan dipengaruhi penantian akan keputusan Bank Indonesia (BI) terkait arah suku bunga acuan.
Lanjar Nafi, Analis Reliance Securitas mengatakan bila dilihat dari pola IHSG kemarin yang cukup negatif membentuk pola candlestick dark cloud cover pada upper bollinger bands dengan momentum RSI tertekan pada osilator yang cukup tinggi.
Namun, indikator stochastic dan MACD masih bertahan memberikan sinyal positif seakan peluang penguatan masih ada.
"Oleh karena ini kami perkirakan IHSG akan bergerak mixed dan kembali tertahan menanti keputusan suku bunga. Range pergerakan indeks dikisaran 4.815- 4.885," jelas Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Rabu (16/3).
Pada perdagangan kemarin (15/3), IHSG ditutup terkoreksi 0,57% di level 4.849,78 dengan volume realtif tinggi. Lanjar bilang, secara teknikal koreksi tersebut wajar setelah naik cukup signifikan gap up dan break out MA7.
Meskipun neraca perdagangan Indonesia Februari tumbuh positif yakni surplus US$ 1,1 miliar, jauh di atas ekspektasi US$ 80 juta tidak mampu menahan penguatan IHSG. Pertumbuhan tersebut seiring dengan membaiknya ekspor.
Selain itu, koreksi kemarin juga terjadi lantaran investor menunggu hasil keputusan BI mengenai suku bunga yang diperkirakan akan kembali dipangkas 25 basis poin melihat rupiah terus menguat. Kendati investor domestik melakukan aksi profit taking kemarin namun investor asing justru mencatat net buy Rp 26,44 miliar.
Bursa asia mayoritas juga ditutup terkoreksi setelah penguatan cukup signifikan terjadi di akhir pekan kemarin hingga awal pekan ini. BOJ menahan diri memberikan stimulus lanjutan dengan menahan suku bunga di level -0,1% sedangkan harapan investor lebih kecil lagi guna merangsang pertumbuhan inflasi di Jepang. PBOC pun menurunkan suku bunga acuannya untuk mata uang sebesar 0,26% mengakibatkan kekhawatiran negara eksportir komoditas terkena imbasnya.
Seakan membuntuti bursa Asia, bursa Eropa dibuka gap down terkoreksi. Lanjar bilang, Pelemahan komoditas dan produsen energi menjadi faktor utama alasan investor melakukan profi taking yang di mana mereka terfokus pada kebijakan bank sentral bulan ini.
Menurut Lanjar, sentimen yang akan mempengaruhi pasar selanjutnya adalah rilis hasil keputusan suku bunga BI. Sedangkan dari eksternal, pasar menanti tingkat inflasi di AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News