kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.364   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.516   0,64   0,01%
  • KOMPAS100 932   5,93   0,64%
  • LQ45 729   2,31   0,32%
  • ISSI 204   0,43   0,21%
  • IDX30 380   0,83   0,22%
  • IDXHIDIV20 454   0,01   0,00%
  • IDX80 106   0,64   0,61%
  • IDXV30 109   1,01   0,94%
  • IDXQ30 124   0,18   0,14%

Reli Bitcoin Mulai Melambat, Ini Beberapa Sentimen Penyebabnya


Minggu, 16 Maret 2025 / 19:35 WIB
Reli Bitcoin Mulai Melambat, Ini Beberapa Sentimen Penyebabnya
ILUSTRASI. Bitcoin mulai dipandang sebagai salah satu instrumen investasi yang lebih stabil. Penggeraknya kini tidak lagi dipengaruhi spekulasi pasar tetapi juga investor institusional, bank dan pemerintah. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin mulai dipandang sebagai salah satu instrumen investasi yang lebih stabil. Penggeraknya kini tidak lagi dipengaruhi spekulasi pasar tetapi juga investor institusional, bank dan pemerintah. 

Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur mencermati reli Bitcoin yang melemah dibandingkan siklus di tahun 2012–2016 dan tahun 2016–2020. Menurutnya, reli Bitcoin kini turut dipengaruhi oleh investor institusional, bank, dan pemerintah yang berujung mengubah dinamika pasar. Ini membuat pergerakan Bitcoin menjadilebih stabil.

“Berbeda dengan siklus sebelumnya yang lebih didorong oleh spekulasi ritel, Bitcoin kini lebih dipandang sebagai aset investasi yang matang,” sebut Fyqieh dalam keterangan tertulis, Kamis (13/3). 

Baca Juga: Penurunan Bitcoin Memicu Panic Selling, Apakah Harga Akan Anjlok Menuju US$70.000?

Ia menyebut rasio MVRV pemegang jangka panjang sebagai faktor kuncinya. Keuntungan yang belum dicairkan oleh investor jangka panjang semakin menurun, artinya pemegang Bitcoin lama mulai ambil untung sehingga reli harga melambat. 

“Jika tren ini berlanjut, Bitcoin mungkin mengalami siklus yang lebih panjang dan stabil, bukan reli parabola yang eksplosif seperti sebelumnya,” jelas Fyqieh.

Di samping itu, sikap pro-kripto yang ditunjukkan Presiden AS Donald Trump turut mengangkat adopsi Bitcoin di level negara bagian.

Sebagai informasi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meneken perintah eksekutif untuk membentuk cadangan strategis negara dengan Bitcoin dan 4 aset kripto lainnya, yakni Bitcoin, Ether, XRP, Solona, dan Cardano, pada 6 Maret lalu.

Baca Juga: Bitcoin Terkoreksi Tajam, Saatnya Buy the Dip?

Langkah besar adopsi Bitcoin oleh pemerintah tersebut menjadi variabel tak terduga lainnya dalam siklus ini, sekaligus menekan tingkat reli.

Fyqieh menyarankan investor dengan strategi yang lebih konservatif untuk membuka posisi beli (long) setelah ada konfirmasi bahwa harga Bitcoin berhasil menembus level resistensi. Untuk meminimalkan risiko, tetapkan batas kerugian (stop loss) di bawah level resistensi tersebut. 

“Level ini akan berubah menjadi support jika BTC benar-benar breakout,” sebut Fyqieh.

Menurut pantauan Coinmarketcap.com, Minggu (16/3) pukul 15.30 WIB, Bitcoin menyentuh harga US$84.194 dan menunjukkan peningkatan sebesar 0,51% secara harian. Kendati begitu, secara mingguan harga Bitcoin tercatat menurun sebesar 1,9%.

Selanjutnya: Budi Gadai Indonesia Catatkan Nilai Transaksi Gadai Rp 39,4 Miliar per Februari 2025

Menarik Dibaca: Erajaya Active Lifestyle Tambah Jaringan Garmin Brand Store dengan Lokasi Baru di BSD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×