kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana yang membidik return lebih pasti


Kamis, 07 Mei 2015 / 07:05 WIB
Reksadana yang membidik return lebih pasti
ILUSTRASI. Promo JSM Alfamart Periode 24-26 November 2023.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Koreksi pasar saham pada pekan lalu memicu kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) minus sepanjang tahun ini. Di tengah kondisi tak pasti, investor bisa melirik reksadana pendapatan tetap sebagai alternatif. Sejumlah produk reksadana pendapatan tetap yang meluncur tahun ini bisa menjadi pilihan. Misalnya, PT BNI Asset Management yang akan menerbitkan dua reksadana berbasis obligasi.

Senior Fund Manager BNI Asset Management Hanif Mantiq mengatakan, satu produk berisi obligasi korporasi. Sementara produk lain beraset dasar surat utang negara (SUN). Kedua reksadana pendapatan tetap itu akan membagikan return bulanan.

Kebijakan ini akan menguntungkan investor yang menginginkan imbal hasil lebih pasti. "Selama ini investor mengeluh jika ingin merealisasikan keuntungan, dana kelolaan reksadana akan terkena imbas turun. Dengan return bulanan, dana kelolaan reksadana tidak akan bergerak," kata Hanif, Rabu (6/5).

Ia mengklaim, return bulanan akan diambil dari kupon yang dibagikan obligasi yang menjadi aset dasar. Supaya bisa membagi return bulanan, produk ini akan mengoleksi sekitar empat obligasi korporasi. "Kami akan mengambil obligasi korporasi dengan kupon menarik," papar Hanif. Selain return bulanan, investor akan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga obligasi alias capital gain. Rencananya, kedua reksadana ini meluncur pada kuartal III-2015.

Pemain lain, PT Schroders Investment Management Indonesia akan meluncurkan dua reksadana pendapatan tetap bertahap pada Mei dan Juni 2015. Direktur Utama Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi bilang, dua produk anyar itu akan mengambil aset dasar SUN tenor menengah, serta campuran antara SUN dan obligasi korporasi.

Michael optimistis, produk tersebut bisa membagikan return tinggi. Kinerja reksadana akan tertopang melandainya inflasi sehingga suku bunga Bank Indonesia (BI rate) ikut turun. Dampaknya, positif bagi pasar obligasi. "Tahun ini memang ada sentimen global penyesuaian suku bunga AS, tapi akan tercover dengan penurunan inflasi Indonesia," jelasnya.

Proyeksi Michael, reksadana pendapatan tetap dengan aset dasar campuran SUN dan obligasi korporasi akan membagikan return lebih tinggi ketimbang beraset dasar SUN. Pasalnya, obligasi korporasi menawarkan kupon yang lebih tinggi ketimbang SUN. Trading obligasi Investor juga bisa memilih pasokan reksadana pendapatan yang baru meluncur. Bulan lalu, First State Investments Indonesia (FSI) merilis reksadana pendapatan tetap beraset SUN tenor pendek.

Head of Fixed Income First State Eli Djurfanto menyebut, pihaknya memanfaatkan volatilitas pasar untuk trading. Ia menghitung, strategi trading akan menambah keuntungan reksadana. "Kami perkirakan, produk First State Indonesian Short Tenor Bond Fund bisa memberikan return 7% hingga 7,5% per tahun," ujarnya.

Analis Infovesta Utama Viliawati memperkirakan, prospek reksadana pendapatan tetap masih menarik dengan rata-rata return tahunan 7%-8%. Kinerja reksadana ini ditopang tren penurunan inflasi serta stabilnya suku bunga. Meski demikian, investor perlu mencermati kembali potensi koreksi harga SUN pasca penguatan awal tahun ini. "Koreksi itu bisa menjadi sentimen negatif pada kinerja reksadana pendapatan tetap," ujar Viliawati. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×