Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Sejumlah manajer investasi (MI) masih mengandalkan reksadana terproteksi untuk menggenjot dana kelolaan. PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, misalnya, menawarkan reksadana terproteksi baru bernama Batavia Proteksi Optimal-17. Produk ini menempatkan, minimal, 80% dana kelolaan pada instrumen efek utang. Sisa dana ditempatkan di instrumen pasar uang.
Associate Director, Mutual Fund Sales dan Marketing Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Karma P. Siregar, mengatakan, produk baru itu memiliki tenor tiga tahun. "Kami menargetkan imbal hasil mencapai 6,10% per tahun yang akan dibayarkan dalam bentuk dividen per tiga bulan," ujar dia, Jumat (2/11).
Batavia menempatkan aset dasar pada obligasi korporasi di sektor keuangan dengan peringkat minimal AA+. "Kami menargetkan bisa menyerap dana kelolaan Rp 230 miliar. Nantinya, Batavia Proteksi Optimal-17 dipasarkan melalui dua bank sebagai agen penjual, yaitu Bank Mandiri dan BNI. Produk itu akan meluncur pada 14 November.
Sebelumnya, PT Danareksa Investment Management sudah lebih dulu meluncurkan reksadana terproteksi di akhir Oktober. Anak perusahaan PT Danareksa Sekuritas ini meluncurkan dua produk reksadana terproteksi baru, yakni Danareksa Proteksi V dan Danareksa Terproteksi VII.
Dana kelolaan stagnan
"Reksadana ini untuk memenuhi kebutuhan investor karena reksadana terproteksi kami tahun ini banyak yang jatuh tempo," kata Direktur Utama Danareksa Investment Management Zulfa Hendri.
Danareksa Proteksi V bertenor tiga tahun ditawarkan dengan indikasi imbal hasil 6,2% per tahun. Adapun Danareksa Proteksi VII bertenor lebih pendek, yakni dua tahun, dan memiliki indikasi imbal hasil 5,9% per tahun.
"Dua reksadana terproteksi itu menghimpun total dana investor hingga Rp 236 miliar," kata Zulfa.Kedua produk baru Danareksa itu memiliki aset dasar obligasi korporasi.
Direktur Danareksa Investment Management, Prihatmo Hari, mengatakan, sepanjang tahun ini ada enam produk reksadana terproteksi milik Danareksa senilai Rp 800 miliar yang jatuh tempo. Karena reksadana yang jatuh tempo cukup banyak, dana kelolaan Danareksa nyaris tidak tumbuh. Awal tahun ini, dana kelolaan Danareksa Rp 12 triliun. Per pertengahan Oktober 2012 lalu, dana kelolaan Danareksa masih sama.
Itu sebabnya pengelola Danareksa agresif meluncurkan produk reksadana terproteksi baru untuk mempertahankan dana kelolaan agar tidak anjlok. Hingga kini, setidaknya perusahaan itu telah mengeluarkan 10 produk reksadana terproteksi anyar.
Hingga tutup tahun, Danareksa menargetkan bisa menggaet dana kelolaan sekitar Rp 15 triliun. Dari total dana kelolaan tersebut, sekitar 30% ditargetkan berasal dari reksadana terproteksi.
Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) menunjukkan, sejak awal 2012 hingga 23 Oktober, dari total penerbitan sebanyak 148 produk reksadana, terhadap sekitar 90 produk merupakan reksadana terproteksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News