Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pasar reksadana syariah berjalan di tempat, sepanjang tahun ini. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana syariah per akhir Mei 2012 adalah Rp 5,05 triliun, lebih rendah daripada NAB di akhir April lalu, Rp 5,563 triliun.
Jika menyimak NAB per akhir Mei, reksadana saham syariah meraih dana terbesar, dengan nilai NAB Rp 1,771 triliun. Total produk reksadana syariah stabil sebanyak 50 produk. Artinya, belum ada penambahan produk baru sepanjang tahun ini.
Padahal, jika melihat imbal hasil alias return yang ditawarkan, reksadana syariah tampak menarik. Menilik data Infovesta, return reksadana BNI Dana Syariah tumbuh 2,87% dari awal Januari hingga akhir Mei lalu. Selain itu reksadana campuran SAM Syariah Berkembang juga mencatatkan return positif selama tahun ini, yaitu 13%.
Kepala Biro Standar Akutansi dan Kerterbukaan Bapepam-LK, Etty Retnowulandari, menjelaskan, potensi bertambahnya produk reksadana syariah semakin besar, setelah penerbitan daftar efek syariah yang baru.
Daftar efek teranyar itu, di atas kertas, akan memudahkan manajer investasi (MI) untuk merancang produk reksadana syariah. Penyebabnya, saham yang kini tercantum sebagai efek syariah, dan bisa dimanfaatkan sebagai aset dasar, semakin banyak.
Namun, karena pasar syariah relatif masih baru dibanding pasar konvensional, maka waktu sosialisasi menjadi lebih panjang. "Pada awal semester dua, performa saham syariah akan cenderung menguat. Momen tersebut dapat dimanfaatkan dengan lebih baik oleh manajer investasi," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News