Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sepanjang bulan April, imbal hasil reksadana saham berhasil mengungguli jenis reksadana lainnya. Data Infovesta Utama menunjukkan, return rata-rata reksadana saham per April 2017 mencapai 0,93% dibanding bulan sebelumnya. Tapi imbal hasil tersebut masih lebih rendah dibandingkan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 2,11% pada periode yang sama.
Research & Investment Analyst Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, kinerja reksadana saham sepanjang April melesat lantaran didukung positifnya laporan keuangan emiten sepanjang 2016 dan di kuartal I-2017. Bahkan, realisasi laporan keuangan sebagian emiten di atas ekspektasi pasar.
Kinerja emiten blue chips naik cukup signifikan. Apalagi harga-harga komoditas kian menanjak. Otomatis, ini membawa angin segar untuk reksadana saham, papar Wawan, kemarin. Ia optimistis, saham-saham blue chip sektor keuangan bakal menguat 12%, komoditas 20%, infrastruktur 15% dan konsumsi 8%-10% hingga akhir tahun ini.
Sementara, sepanjang April lalu, return rata-rata reksadana campuran mencapai 0,74%, reksadana pendapatan tetap 0,57% dan reksadana pasar uang 0,37%. Bila dilihat sejak awal tahun, reksadana pendapatan tetap masih mencetak imbal hasil tertinggi dibandingkan reksadana lain, yakni 4,43%.
Kinerja reksadana pendapatan tetap unggul sepanjang empat bulan pertama ini lantaran ditopang suku bunga yang relatif rendah serta derasnya aliran dana asing yang masuk ke surat utang negara (SUN). Peluang kenaikan rating surat utang Indonesia dari Standard & Poor's juga menyokong harga obligasi.
Prospek investasi reksadana tahun ini juga masih oke. Agus Basuki Yanuar, Direktur Utama Samuel Aset Manajemen, menganalisa, ketidakpastian politik di Jakarta sudah berakhir. Dus, investor kembali fokus ke faktor fundamental. Data makro yang sesuai harapan juga mendorong investor asing karena potensi imbal hasil di Indonesia cukup menarik, kata dia.
Sepanjang April, produk Samuel yang bertajuk SAM Dana Cerdas memberi imbal hasil 3,05%. Untuk alokasi aset secara sektoral saat ini produk tersebut masih overweight di komoditas, utilities, barang konsumsi dan secara selektif di perbankan dan industrial estate, beber Agus.
Chief Marketing Officer Syailendra Capital Harnugama menjelaskan, produknya yang bernama Syailendra MidCap Alpha Fund bisa meraih return 2,84%, lantaran menerapkan strategi yang menitikberatkan pada saham-saham keuangan dan pertambangan. "Diharapkan kinerja produk ini bisa mencapai 15%, didukung situasi ekonomi global dan domestik yang baik, serta peningkatan laba emiten," terang Harnugama.
Hingga akhir tahun, Wawan memprediksi return reksadana saham mencapai 10%-12%, campuran 7%-9%, pendapatan tetap 7%-8% dan pasar uang 4%-5%. Sementara, IHSG akan melaju ke level 5.900-6.100 di akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News