kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh double digit hingga akhir 2019


Senin, 04 November 2019 / 21:17 WIB
Reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh double digit hingga akhir 2019
ILUSTRASI. Kinerja reksadana pendapatan tetap Infovesta Fixed Income Fund Index 90 tercatat naik 9,9% hingga Oktober.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berhasil menempati posisi jawara di sepanjang 2019, prospek reksadana pendapatan tetap diyakini masih akan bersinar di sisa tahun ini. Bahkan, kinerja positif tersebut diproyeksi bakal berlanjut hingga tahun depan meskipun tak setinggi tahun ini.

Sebagai informasi, hingga 31 Oktober 2019 kinerja reksadana pendapatan tetap atau Infovesta Fixed Income Fund Index 90 tercatat naik sebanyak 9,9% secara year to date. Adapun produk reksadana yang berkontribusi paling banyak pada kenaikan indeks yakni PNM Dana Sejahtera II yang tumbuh 37,57%, CIMB-Principal Siji Maxima Income Fund naik 22,26%, Sinarmas Hidup Sejahtera tumbuh 21,93%, Insight Simas Asna Pendapatan Tetap Syariah I Asna naik 20,24% dan Pratama Pendapatan Tetap Syariah tumbuh 19,23%.

Selain itu, kinerja reksadana pendapatan tetap secara month to month (mom) juga mencatatkan kenaikan 1,58% dari kinerja September 2019. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memprediksikan hingga akhir tahun, pertumbuhan Infovesta Fixed Income Fund Index 90 mampu menyentuh kenaikan hingga 11%.

Baca Juga: Rupiah menguat ke Rp 14.014 per dolar AS di tengah penurunan yield SUN

"Target kami semula 10%, tapi melihat kinerja saat ini tampaknya tahun ini bisa tumbuh 11%. Harapannya ini masih akan lanjut bahkan hingga tahun depan," ungkap Wawan kepada Kontan.co.id, Senin (4/11).

Wawan menjelaskan, sentimen utama penyokong meroketnya kinerja reksadana pendapatan tetap yakni masifnya pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Bagaimana tidak, dalam waktu setahun BI sudah memangkas suku bunga acuan hingga empat kali menjadi 5%.

Alhasil, harga obligasi pun meningkat dan turut mendorong permintaan reksadana pendapatan tetap 10 bulan terakhir. Ditambah lagi, kekhawatiran pelaku pasar akan pelambatan ekonomi global yang menjurus ke arah resesi membuat investor cenderung memilih aset-aset yang rendah risiko seperti obligasi.

"Teorinya ketika ada resesi, akan ada banyak perusahaan yang turun kinerjanya, maka yang paling aman ya pegang surat utang perusahaan dan kecenderungannya jangka panjang," jelasnya.

Untuk tahun depan, Wawan optimistis kinerja reksadana pendapatan tetap masih akan menanjak. Hal ini didukung tingkat inflasi yang diprediksi hanya 2% di akhir tahun dan BI Rate yang masih di posisi 5%.

Apalagi, umumnya spread antara inflasi dengan BI Rate berkisar 3%, sehingga Wawan melihat masih ada ruang bagi BI untuk kembali memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali di tahun depan. Dengan begitu, investor masih sangat direkomendasikan untuk masuk ke pasar reksadana pendapatan tetap dari sekarang.

Baca Juga: Pasar Obligasi Dibanjiri Dana Asing premium

Adapun proyeksi imbal hasil SUN untuk tenor 10 tahun berada di kisaran 6,5% hingga 7% di akhir tahun. Untuk obligasi korporasi rating A di kisaran 8% hingga 8,5% dan untuk peringkat BBB di 9% -10% di akhir tahun.

Direktur Investasi PNM Investment Management Solahudin menjelaskan, pihaknya masih tetap bullish pada Surat Berharga Negara (SBN) terutama tenor relatif panjang. "Namun, kami juga tetap berhati-hati menyiasati situasi saat ini, di mana harga SBN sudah naik cukup signifikan," kata Solahudin kepada Kontan.co.id.

Untuk itu, pihaknya akan terus memantau setiap perkembangan terbaru, baik di domestik maupun global. Solahudin pun menegaskan bahwa pihaknya selalu cepat dan sigap dalam mengambil tindakan (trading). "Dalam jangka pendek hingga menengah ini, kami masih banyak alokasi aset di SBN. Komposisinya sekitar 90% SBN," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×