kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana pasar uang memimpin pertumbuhan dana kelolaan pada Juli 2020


Senin, 10 Agustus 2020 / 20:27 WIB
Reksadana pasar uang memimpin pertumbuhan dana kelolaan pada Juli 2020
ILUSTRASI. Ilustrasi foto menanam uang dengan tema Reksadana. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/07/2019


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atawa asset under management (AUM) reksadana pasar uang tumbuh paling tinggi selama Juli. Kekhawatiran investor pada aset saham dan obligasi di tengah pandemi Covid-19 menjadi penyebab minat investor ke reksadana pasar uang jadi paling tinggi.

Berdasarkan data Infovesta, AUM sebesar Rp 11,84 triliun secara bulanan (mom) menjadi Rp 74,08 triliun di sepanjang Juli.

Sedangkan, pertumbuhan AUM reksadana jenis lain masih lebih rendah dari reksadana pasar uang. Secara total, AUM industri reksadana sepanjang Juli meningkat Rp 19 triliun secara bulanan (mom) menjadi Rp 493,104 triliun.

Baca Juga: Dana kelolaan (AUM) reksadana naik Rp 11,84 triliun pada Juli jadi Rp 493,10 triliun

Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo mengatakan pertumbuhan AUM reksadana pasar uang paling tinggi karena investor masih khawatir pada aset kelas lainnya di tengah pandemi yang menekan pasar keuangan.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan investor saat ini memang memandang risiko investasi sedang meningkat. Apalagi, jumlah pasien Covid-19 masih terus meningkat pula.

"Terjadi shifting dari risk profile investor yang memandang tahun ini banyak ketidakpastian sehingga mereka beralih ke reksadana pasar uang," kata Wawan, Senin (10/8).

Selain itu Wawan melihat kini banyak investor yang menjadikan reksadana pasar uang sebagai alternatif pengganti investasi di deposito yang kini bunganya semakin menurun.

Selanjutnya, pertumbuhan dana kelolaan tertinggi kedua diraih reksadana pendapatan tetap yang tumbuh Rp 3,19 triliun secara mom menjadi Rp 110,08 triliun.

Soni memproyeksikan AUM reksadana pendapatan tetap akan terus tumbuh hingga akhir tahun karena pertumbuhan ekonomi masih rendah, begitupun dengan inflasi dan tingkat suku bunga acuan.

Wawan bahkan memproyeksikan tingkat suku bunga acuan berpotensi masih bisa turun ke 3,75% di tahun ini.

Namun, tantangan bagi reksadana pendapatan tetap masih ada. Wawan mengatakan risiko gagal bayar obligasi korporasi meningkat. Sementara bagi reksadana pendapatan tetap yang mayoritas memiliki aset obligasi pemerintah cenderung aman.

Di satu sisi, AUM reksadana saham juga tumbuh cukup tinggi sebesar Rp 3,03 triliun secara mom menjadi Rp 104,29 triliun.  

Kenaikan AUM reksadana saham didukung kenaikan kinerja IHSG yang naik 4,79% secara mom di periode yang sama.

Baca Juga: 24 reksadana Kresna Asset Management disuspensi, begini tanggapan manajemen

Wawan melihat tren kenaikan AUM reksadana saham terjadi karena gelombang panic selling terkait kekhawatiran pandemi sudah mereda. 
Namun, ke depan sentimen pendapatan pada emiten di kuartal III-2020 menjadi faktor penentu yang menentukan apakah minat investor ke reksadana saham bisa terus meningkat.

"AUM reksadan saham wajar terkoreksi bila ke depan kinerja para emiten masih melemah," kata Wawan.

Soni menambahkan apabila Covid-19 sudah mulai mereda dan pendapatan emiten mulai tumbuh, maka ruang pertumbuhan AUM reksadana saham masih terbuka meski berjalan paling lambat diantara reksadana jenis lain.

Wawan menambahkan jika tren kenaikan AUM industri reksadana bisa terus terjaga maka Wawan optimistis di kuartal IV AUM industri reksadana bisa tembus Rp 500 triliun kembali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×