kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana Pasar Uang Masih Jadi Pilihan Menarik


Senin, 04 Juli 2022 / 17:34 WIB
Reksadana Pasar Uang Masih Jadi Pilihan Menarik
ILUSTRASI. Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan semakin agresif sebagai langkah meredam inflasi.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya laju inflasi Amerika Serikat (AS) telah membuat pasar khawatir terhadap langkah yang akan diambil Federal Reserve. Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan semakin agresif sebagai langkah meredam inflasi.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan reksadana pasar uang mencatat kinerja terbaik pada Juni 2022. Penempatan pada deposito dan obligasi jangka pendek menyebabkan kemungkinan reksadana pasar uang merugi sangat kecil. 

"Di tengah reksadana pendapatan tetap yang tertekan akibat kenaikan suku bunga dan reksadana saham yang volatile maka reksadana pasar uang memberikan sesuatu yang lebih pasti," ucap Wawan kepada Kontan.co.id, Senin (4/7). 

Baca Juga: Outlook Pasar Saham dan Obligasi Masih Volatile Dalam Jangka Pendek

Wawan mengatakan prospek reksadana pasar uang masih sangat menarik terkait likuiditas. Reksadana pasar uang bisa menggantikan deposito maupun tabungan karena pencairan yang cepat.

Selain itu, reksadana pasar uang akan memiliki likuiditas yang baik saat terjadinya kenaikan suku bunga yang justru akan meningkatkan imbal hasil. 

Hingga akhir tahun, Wawan memproyeksikan imbal reksadana pasar uang akan memberikan sebesar 3,25% hingga 3,75% net. 

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Jadi Reksadana Berkinerja Paling Baik Sepekan Terakhir

Menurut Wawan saat ini BI7DRR ada di level 3,5% dan net di 2,8%. Ini adalah basis minimum kinerja pasar uang. Untuk memberikan imbal hasil lebih maka manajer investasi bisa menempatkan dana ke obligasi yang jatuh tempo kurang dari satu tahun. Dengan asumsi BI menaikkan suku bunga di kuartal ketiga 2022, maka target di atas memungkinkan. 

"Untuk imbal hasil yang tinggi akan mencari obligasi dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun, tetapi dengan risiko likuiditas tidak sebaik di obligasi," ujar Wawan. 

Wawan mengingatkan kalau pasar uang sifatnya dapat dicairkan sewaktu-waktu maka memberikan fleksibilitas bagi para investor dan harus menyeimbangkan antara likuiditas dan kinerjanya. 

"Ketika suku bunga naik imbal hasil obligasi juga naik, sekali lagi tujuan utama pasar uang adalah likuiditas, bukan kinerja," ucap Wawan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×