kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Outlook Pasar Saham dan Obligasi Masih Volatile Dalam Jangka Pendek


Senin, 04 Juli 2022 / 12:17 WIB
Outlook Pasar Saham dan Obligasi Masih Volatile Dalam Jangka Pendek
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) koreksi 3,5% di pekan lalu dan masih akan berlanjut dalam jangka pendek


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan seiring terkoreksi 3,5% ke level 6.794,33 di pekan lalu.

Infovesta Utama dalam laporan mingguannya yang dirilis hari ini (4/7) mengungkapkan, tekanan yang terjadi terhadap IHSG terutama disebabkan data inflasi Indonesia pada Juni 2022 yang mencapai 0,61% (mtm) atau 4,35% (yoy). Level ini melebihi target atas tahunan Bank Indonesia di angka 3% (+1%).

Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui, adanya peningkatan harga pangan tingkat global akibat perang invasi lanjutan antara Rusia-Ukraina, sehingga menyebabkan beberapa negara menerapkan kebijakan restriksi ekspor pangan yang berlaku di sepanjang Juni 2022.

Namun, BI melihat bahwa rilis data inflasi inti Mei masih tergolong rendah. Kenaikan subsidi energi oleh pemerintah yang didukung pembiayaan BI akan tetap mendorong terkendalinya inflasi di Indonesia. Sehingga, BI berencana untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga bulan depan, karena fundamental ekonomi Indonesia masih stabil.

Baca Juga: IHSG Anjok 2,53% ke 6.622,4 di Sesi Pertama, Sektor Teknologi Koreksi Paling Dalam

“Namun di tengah perekonomian Indonesia yang masih stabil saat ini, kami menyarankan agar pelaku pasar tetap waspada terhadap ancaman global,” ujar Infovesta Utama dalam risetnya.

Infovesta utama menyebut, sentimen seperti pengetatan moneter The Fed serta risiko inflasi global di beberapa negara berpotensi akan memberikan tekanan terhadap pasar saham maupun obligasi.

Terkait outlook pasar obligasi saat ini, pergerakannya diperkirakan masih akan fluktuatif sejalan dengan tren kenaikan suku bunga global dan inflasi tinggi. Berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah saat ini belum terlalu mengurangi tekanan di pasar obligasi.

Pelaku pasar dinilai masih tetap waspada akan peluang kenaikan suku bunga The Fed maupun BI, yang bisa menjadi sentimen negatif bagi yield SBN.

Melihat situasi kondisi pasar saat ini, Infovesta Utama melihat kinerja reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap sedang dalam kondisi yang volatil, sehingga investor sebaiknya tetap wait & see.

“Bagi investor yang tetap ingin berinvestasi di reksadana saham dapat melakukan strategi investasi average down untuk memperkecil risiko rugi,” tutup Infovesta Utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×