kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Reksadana Maybank AM mengacu kuantitatif internal


Kamis, 30 November 2017 / 13:05 WIB
Reksadana Maybank AM mengacu kuantitatif internal


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Para manajer investasi (MI) tentu memiliki strategi masing-masing agar produk reksadananya bisa memberi imbal hasil tinggi dengan risiko rendah. Maybank Asset Management memakai strategi mengoptimalkan return dari capital gain dan dividen dalam mengelola reksadana saham Maybank GMT Dana Ekuitas.

Tak heran jika reksadana ini bisa menghasilkan kinerja di atas indeks acuan. Denny R. Thaher, Chief Executive Officer Maybank Asset Management, mengatakan, untuk mengeliminasi faktor timing yang kurang tepat dalam melakukan rebalancing, tim investasi Maybank AM mengembangkan sistem trading berbasis kuantitatif.

Hal tersebut dilakukan guna mengukur momentum pergerakan saham. "Pemilihan saham tidak terdeviasi jauh dari tolak ukur reksadana ini, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tetapi pembobotan dari saham juga mengacu pada sistem kuantitatif internal Maybank AM," jelas dia beberapa waktu lalu.

Per 24 November 2017, bila dihitung sejak awal tahun, reksadana ini sukses mencetak kinerja mencapai 17,98%. Angka ini sudah jauh di atas kenaikan IHSG di periode yang sama, yakni 14,47%.

Berdasarkan data fund fact sheet per Oktober 2017, alokasi aset reksadana ini terdiri dari 85,2% di saham, 3,36% pada obligasi dan sisanya pada kas 11,46%. Produk ini juga mengutamakan portofolio pada saham-saham big caps. Alasannya, faktor likuiditas menjadi salah satu pertimbangan penting.

Selain itu, pemilihan sektor ditekankan pada pendekatan secara top down untuk mengukur sektor yang prospektif. "Jika dimulai dengan metode bottom up akan memakan waktu dalam memilih sektornya," kata Denny.

Karena itu, tiga besar sektor andalan yang dipilih adalah sektor perbankan dan keuangan, dengan porsi 32,88% dari portofolio, sektor industri barang dan konsumsi dengan porsi 23,76% dan sektor industri dasar dengan porsi 14,13%. "Sektor andalan sesuai dengan pergerakan momentum positif saat ini," tambah Denny.

Sementara, lima saham terbesar untuk produk ini selalu berubah sejalan dengan strategi momentum yang dijalankan. Saat ini komposisi top lima saham terbesar adalah BBCA, BMRI, BBRI, HMSP, UNVR.

Research & Investment Analyst Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, walau kinerja reksadana ini mumpuni tapi dana kelolaannya masih mini. "Dana kelolaan yang kecil membuat MI bergerak lincah keluar masuk di saham, sepanjang MI bisa menghasilkan return yang stabil, ini oke," kata dia, Rabu (29/11).

Dana kelolaan

Hingga pertengahan November 2017, asset under management (AUM) PT Maybank Asset Management sudah mencapai Rp 7,5 triliun. Menurut Denny R. Thaher, perusahaannya mematok target dana kelolaan sebesar Rp 8 triliun.

Maybank AM optimistis, target tersebut dapat terpenuhi. Dari komposisi AUM milik Maybank, dana kelolaan yang berasal dari reksadana saham bertajuk Maybank GMT Dana Ekuitas baru Rp 18 miliar.

Produk reksadana yang ditawarkan oleh Maybank AM sudah beragam. Mulai dari reksadana terproteksi, pasar uang, saham, pendapatan tetap hingga campuran. Di antara sekian produk, terbanyak adalah reksadana terproteksi.

Dalam memasarkan produknya, Maybank Asset Management telah menggandeng empat agen penjual. Agen itu antara lain Xdana Investa Indonesia, Indopremier Securities, dan Bank Maybank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×