Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Manajer investasi mulai gencar meracik reksadana syariah berbasis efek asing. Maklum, beleid anyar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merestui racikan produk beraset dasar minimal 51% pada efek syariah luar negeri.
PT Aberdeen Asset Management salah satu manajer investasi yang tengah menyiapkan reksadana efek asing. Ernest Febrianto, Head of Marketing Aberdeen Asset Management, menyebut, produk anyar ini mengusung nama Aberdeen Syariah Asia Pacific Equity USD Fund. "Produk ini sudah mendapat izin efektif dari OJK pada awal Januari 2016," ujarnya.
Business Development Manager Aberdeen Asset Management Andy Chandra menjabarkan, produk tersebut merupakan jenis reksadana saham syariah. Saat ini pasar saham syariah domestik masih ketinggalan jauh dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia. "Sehingga kami ingin membuka peluang bagi investor untuk memarkirkan dana mereka pada instrumen syariah di luar negeri," ujarnya.
Rencananya, produk tersebut bakal menyasar saham dari kawasan Asia Pasifik. Menurut Andy, meskipun ekonomi global melambat, Asia Pasifik terbantu dengan tingginya jumlah penduduk. "Kami memilih sektor saham yang consumer related. Meskipun ekonomi sedang melambat, manusia masih tetap belanja," paparnya.
Aberdeen bakal mencermati saham syariah dari emiten berfundamental bagus dan porsi utang yang masih baik. Jika berjalan mulus, produk baru itu akan meluncur pada kuartal I-2016.
Belum ada acuan
Pemain lain, PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) juga mengaku sedang menggodok reksadana baru beraset dasar saham syariah asing. Sejauh ini, MMI belum menggenggam izin efektif dari OJK, sebab, perusahaan masih tahap finalisasi kebijakan investasi dan strategi produk.
"Secepatnya kami akan menerbitkan, lihat market timing," ujar Direktur Utama MMI Muhammad Hanif. Ia berharap, dengan produk baru ini bisa memberikan diversifikasi bagi para investor.
Selain dua pemain tadi, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, sejak akhir tahun 2015, otoritas juga telah menerbitkan izin efektif reksadana syariah asing bagi PT GMT Aset Manajemen. Rencananya, produk tersebut mengusung nama Maybank Asiapac Equity Syariah USD.
Izin efektif juga diberikan bagi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, untuk penerbitan produk Reksadana Syariah Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS.
Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menjelaskan bahwa proyeksi imbal hasil reksadana saham syariah berbasis efek asing itu tidak dapat menggunakan acuan Jakarta Islamic Index (JII) atau Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
Alasannya, jenis reksadana anyar itu harus mengusung aset berupa saham-saham dari negara yang tergabung dalam International Organization of Securities Commissions (IOSCO). "Saat ini, belum ada perhitungan yang menjadi acuan bagi kinerja reksadana tersebut, sehingga tidak dapat diprediksi rata-rata kinerja," ujar Beben.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News