Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .
Dessy mengatakan sektor logam industri dan mineral sejatinya sudah mengalami tren kenaikan sebelum pemilu AS menjadi isu global. Faktor penguatan harga komoditas di sektor ini datang dari kenaikan permintaan global.
Lihat saja, emas yang sebagai aset safe haven saat ini meningkat permintaanya. Begitu pun permintaan nikel menjulang seiring berkembangkan industri electric vehicle yang menggunakan nikel sebagai sumber bahan bakunya.
Di tengah sentimen positif yang membanjiri sektor logam industri dan minerka, Juan memandang PT Aneka Tambang (ANTM) memiliki prospek pertumbuhan kinerja dan kenaikan harga yang menarik.
"ATNM diuntungkan karena memiliki model bisnis penjualan emas dan nikel," kata Juan. Selain itu, Juan juga melihat usaha ANTM yang sedang mengincar Blok Wabu bekas lahan tambang PT Freeport Indonesia akan menambah potensi pertumbuhan kinerja ANTM. Di sisi lain ANTM juga memiliki prospek cerah karena mengerjakan proyek konsorsium industri baterai berbahan baku nikel.
Juan merekomendasikan buy ANTM di target harga Rp 1.300 hingga akhir 2021.
Sementara, dari sisi penjualan ekspor, Dessy memandang prospek kinerja PT Vale Indonesia (INCO) dan PT Merdeka Copper Gold (MDKA) cenderung masih akan mengalami tantangan. Namun, pasar domestik yang sedang meningkatkan penyerapan nikel akan membuat kedua emiten tersebut menarik untuk dibeli dalam jangka panjang.
Sedangkan, Dessy memilih ANTM dan INCO sebagai emiten yang paling dijagokan di sektor ini. Dessy merekomendasikan beli INCO dengan target harga Rp 5.050. Sedangkan, untuk semetara waktu Dessy masih menghitung ulang target harga ANTM karena target harga sebelumnya sudah terlewati.
Selanjutnya: Melihat prospek bisnis Bukit Asam (PTBA) ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News