Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas memperkirakan, kinerja PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan tertekan. Kebijakan baru pemerintah soal tarif menjadi salah satu penyebabnya.
Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menyebut, regulasi baru mengharuskan penyedia layanan ride-hailing menaikkan batas tarif minimum dan maksimum untuk roda dua dan roda empat.
Kebijakan tersebut mulai berlaku pada 10 September 2022, dengan kenaikan tarif rata-rata 9%, dan Zona 2 (Jabodetabek) menjadi zona dengan kenaikan tarif tertinggi dengan biaya layanan minimum naik 10% menjadi Rp 10.700, batas tarif minimum naik 13% menjadi Rp 2.550/km, batas tarif maksimum naik 6% menjadi Rp 2,800/km.
Samuel Sekuritas melihat, kebijakan baru tersebut diambil akibat kenaikan inflasi dan harga bahan bakar minyak (BBM), dan batas tarif baru akan membantu pengemudi untuk mempertahankan margin pendapatan mereka. Namun, kenaikan tarif tersebut berpotensi menekan GTV on-demand GOTO, dan pertumbuhannya di masa depan mungkin tidak akan sebesar di semester I 2022 yang tumbuh 36% YoY menjadi Rp 29,8 triliun.
"Melihat potensi penurunan minat masyarakat terhadap layanan on-demand karena pemberlakuan tarif baru, kami menurunkan estimasi GTV untuk 2022/2023 sebesar 10%/14,3% menjadi Rp 638 triliun/Rp 866 triliun," tulis Farras dalam riset, Kamis (29/9).
Baca Juga: Window Dressing Berpotensi Datang ke Saham Teknologi, Simak Rekomendasinya
Selain memberlakukan harga baru, Kementerian Perhubungan juga memangkas take rate maksimum yang dapat diambil penyedia layanan ride-hailing menjadi 15% dari sebelumnya 20%. Farras melihat kebijakan baru ini akan berdampak besar bagi perkembangan bisnis on-demand GOTO, maupun seluruh grup GOTO.
Meskipun GTV on-demand hanya menyumbang 8,3% dari GTV GOTO, pendapatan dari sektor ini menyumbang 36% dari seluruh pendapatan bersih GOTO. Analisis sensitivitas Samuel Sekuritas menunjukkan bahwa jika gross take rate bisnis on-demand GOTO turun menjadi 15%, pendapatan kotor dan bersih grup GOTO akan turun masing-masing 16% dan 6%.
"Kami juga tidak melihat potensi peningkatan take rate dari bisnis e-commerce dan fintech, yang mendorong kami untuk menurunkan proyeksi pendapatan GOTO di 2022/2023 sebesar 13,4%/26,8% menjadi Rp 6,6 triliun/Rp 9,1 triliun," tulis Farras.
Samuel Sekuritas memasang rekomendasi hold untuk saham GOTO dengan target harga Rp 280. Risiko utama, angka GTV dan pertumbuhan pendapatan yang lebih rendah dan tingkat penggunaan kas yang lebih tinggi dari perkiraan.
Baca Juga: Meski Kinerja Keuangan Turun, Sejumlah Saham LQ45 Ini Punya Prospek Menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News