kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekomendasi Saham Emiten Retail di Tengah Potensi Perbaikan Daya Beli


Senin, 25 April 2022 / 07:25 WIB
Rekomendasi Saham Emiten Retail di Tengah Potensi Perbaikan Daya Beli


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi masyarakat mulai pulih dan mendongkrak daya beli. Sektor ritel pada kuartal pertama 2022 telah merasakan manfaat dari aktivitas ekonomi yang kembali berjalan normal. Namun, sejumlah risiko yang berpotensi menekan kelanjutan peningkatan daya beli masih tidak lantas hilang.

Aktivitas masyarakat di toko ritel meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari 2022 tercatat berada di level 200,03 atau tumbuh 12,9% secara tahunan. Para ekonom memproyeksikan IPR di Maret juga akan naik ke level 203,97.

Dampaknya kinerja serta harga saham emiten sektor ritel mulai menggeliat naik. Tiga perusahaan Grup Mitra Adiperkasa (MAP) yang tercatat di bursa mencetak pertumbuhan kinerja sepanjang 2021. Pendapatan bersih PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), dan induknya PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) kompak meningkat hingga dua digit tahun lalu. Harga saham MAPI juga naik 31,43% secara year to date hingga Jumat (22/4). 

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Senin (25/4)

Di bisnis ritel lainnya, PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) juga catatkan pertumbuhan laba signifikan sebesar 83,79% secara tahunan. PT Erajaya Swasembada (ERAA) juga catatkan peningkatan laba bersih 65,41% secara tahunan.

Analis Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus juga mengatakan katalis positif banyak mempengaruhi kinerja sektor ritel. Terutama, datang dari laju penularan Covid-19 yang terkendali dan tingkat vaksinasi lebih tinggi. Alhasil, pengetatan level PPKM bisa menurun dan membuat tingkat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan kembali meningkat. 

Saat ini di Indonesia PPKM level 3 turun dari sembilan daerah ke dua daerah, level 2 turun dari 99 daerah ke 97 daerah dan PPKM level 1 meningkat dari 20 daerah ke 29 daerah. Indeks keyakinan konsumen juga masih berada di level 111 pada bulan Maret 2022 kemarin. Data tersebut mengindikasikan kondisi ekonomi masyarakat mulai pulih dan konsumsi meningkat. "Apalagi ditambah dengan momentum Lebaran minggu depan," kata Daniel, Minggu (24/4). 

Baca Juga: Tujuh Saham Cum Date Dividen Pekan Depan, Simak Rekomendasi Saham dari Analis

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya mencatat, jumlah wilayah yang menerapkan PPKM Level 3 berkurang dari 108 menjadi 84 wilayah. Sejalan dengan itu, jumlah wilayah yang menerapkan PPKM Level 2 meningkat dari 13 menjadi 27 wilayah, termasuk Jabodetabek.

Hal tersebut memberikan efek positif karena gerai emiten retail yang ada dalam coverage-nya mayoritas berada di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek). 

"Penurunan level PPKM akan berefek positif terhadap trafik pengunjung gerai retail, meskipun secara bertahap," ucap Christine dalam riset. 

Baca Juga: Rebalancing Indeks MSCI Indonesia, Tiga Saham Ini Diprediksi Jadi Anggota Baru

Terlepas dari lonjakan varian Omicron baru-baru ini, konsumen lebih rela berbelanja karena dampak variannya tidak separah varian Delta. Oleh sebab itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor retail. Rekomendasi ini didukung oleh penurunan kasus harian Covid-19, pelaksanaan vaksinasi yang lebih baik termasuk dosis booster, daya beli yang lebih tinggi, pelonggaran PPKM, ekspansi toko, efek low-base dan pemulihan trafik pengunjung toko.

Meski begitu, Daniel mengingatkan investor perlu mencermati risiko naiknya penyebaran Covid-19 pasca libur Lebaran. Menurut Daniel, bila momentum mudik tahun ini membuat jumlah kasus Covid-19 kembali naik dan mobilitas masyarakat kembali diketatkan, maka bisa memberi sentimen negatif lagi bagi sektor ritel. "Jangan lupa, kasus Covid-19 di China kembali naik yang membuat negara tersebut melakukan lockdown ketat," kata Daniel. 

Risiko lain yang berpotensi membebani laju pertumbuhan kinerja sektor ritel juga datang dari kenaikan harga bahan pokok, seperti minyak goreng dan bensin. Bisa saja, pertumbuhan kinerja sektor ritel stagnan karena masyarakat lebih fokus memenuhi kebutuhan sehari-hari dulu dan mengerem pengeluaran yang lain. 

Baca Juga: Yuk Intip Rekomendasi Saham Sektor Telekomunikasi pada Indeks LQ45

Emiten sektor ritel yang masih catatkan penurunan kinerja juga ada, yaitu PT Ace Hardware Indonesia (ACES). Tercatat, emiten ini disepanjang 2021 membukukan penurunan penjualan sebesar 11,73% secara tahunan. Laba bersih juga tertekan 3,93% secara tahunan. 

Di antara emiten sektor ritel, Daniel menjagokan MAPI dan memasang target harga di Rp 1.030. Daniel memperkirakan kinerja MAPI akan kembali tumbuh 10%-15% di 2022. Segmen MAPI yang menyasar masyarakat ekonomi menengah ke atas masih akan terjaga kemampuan daya belinya. 

Diversifikasi bisnis yang dimiliki MAPI seperti departement store, toko olahraga, fesyen, kesehatan dan kecantikan, gadget digital serta F&B juga memberi potensi pertumbuhan kinerja di tahun ini. Sementara, Christine memfavotitkan LPPF, MAPI, AMRT, dan ACES. Christine merekomendasikan buy MAPI dan memasang target harga Rp 1.150 per saham dan target harga LPPF di Rp 5.900 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×