kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekomendasi para analis untuk saham MNCN


Rabu, 01 Februari 2017 / 11:21 WIB
Rekomendasi para analis untuk saham MNCN


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Prospek ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi semakin membaik. Hal tersebut mendorong korporasi menggelar ekspansi, termasuk menggelontorkan belanja iklan. Alhasil, bisnis emiten media makin menarik, terutama PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang memiliki audience share paling tinggi.

Analis NH Korindo Securities Arnold Sampeliling menyebutkan, delapan program RCTI, salah satu stasiun televisi milik MNCN, masuk dalam 10 program dengan pendapatan iklan tertinggi hingga kuartal III-2016. Di antaranya adalah lima pertandingan siaran langsung sepakbola dan tiga sinetron.

Tiga sinetron ini menyumbang prime time share 29,7%, meninggalkan pesaingnya Indosiar di 13,2%. Tapi kontribusi tiga tayangan utama RCTI besutan rumah produksi Sinemart ini bakal hilang. Sebab, di pertengahan Januari lalu, Sinemart telah diakuisisi PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

Pesaing MNCN ini membeli 80% saham Sinemart dengan syarat produksi sinetron hanya untuk SCTV. ”Sehingga tahun ini audience share RCTI berpotensi turun,” kata Arnold.

RCTI bisa mempertahankan audience share apabila mampu memaksimalkan rumah produksi sendiri, seperti MNC Pictures, dengan memproduksi program sekuat Sinemart. Maka itu, Arnold memprediksi pendapatan MNCN tahun ini hanya tumbuh 1,8%, di bawah pertumbuhan tahun lalu di kisaran 2,1%.

Sedangkan analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan, secara umum pendapatan iklan pada tahun ini belum tentu meningkat. Meski masih banyak korporasi yang melanjutkan ekspansi, tapi belum terlihat ada tanda-tanda peningkatan belanja iklan di awal tahun ini.

Menurut Reza, MNCN bisa meningkatkan pendapatan di luar iklan. Seperti memaksimalkan rumah produksi untuk menjual program atau acara.

MNC Pictures berharap dapat memproduksi serial TV sebanyak 1.000 jam dan 10–20 judul film setiap tahun. 2–3 judul film di antaranya ditargetkan masuk box office Indonesia.

Studio baru

Di sisi lain, analis Mandiri Sekuritas Ferdy Wan menyebutkan, MNCN telah meningkatkan infrastruktur program perusahaan, yang dilengkapi 20 studio.

Kompleks baru itu diharapkan bisa mengerek produksi program in house dan mengurangi ketergantungan pada program outsourcing. Jika ini terwujud, maka akan meningkatkan margin keuntungan MNCN.

Ferdy menilai, pertumbuhan pendapatan MNCN yang masih flat di kuartal III-2016 menunjukkan, emiten ini belum maksimal memonetisasi audience share perusahaan.

Dengan alasan menjaga hubungan baik dengan pengiklan, manajemen MNCN tidak menaikkan tarif iklan dengan cepat. ”Padahal sejak kuartal ketiga tahun lalu sudah terlihat ada peningkatan belanja iklan perusahaan,” kata dia.

Dengan audience share tinggi dan potensi iklan tahun ini, Ferdy merekomendasikan buy MNCN dengan target harga Rp 2.600 per saham.

Adapun Arnold melihat masih ada risiko penyusutan audience share untuk MNCN, sehingga dia merekomendasikan hold dengan target Rp 1.900 per saham. Reza juga merekomendasikan hold dengan target Rp 1.750. Harga MNCN kemarin turun 1,17% menjadi Rp 1.695 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×