Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan stagnan pada perdagangan Selasa (23/4). Sentimen negatif sebenarnya datang dari potensi pelemahan rupiah akibat efek kenaikan harga minyak dunia.
Namun, terbatasnya pergerakan imbal hasil US Treasury membuat imbal hasil SUN juga berpotensi mengalami hal serupa.
Sebagai informasi, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun stabil di level 2,58% sedangkan imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun juga stabil di level 2,98%.
Minimnya pergerakan imbal hasil US Treasury didorong oleh penurunan penjualan rumah yang telah ada di AS atau existing home sales sebesar 4,9% (mom) di bulan Maret. Angka ini lebih rendah ketimbang prediksi konsensus sebesar 3,8% (mom).
Lebih lanjut, data penjualan rumah baru AS atau new home sales yang dirilis hari ini kemungkinan dapat menjadi katalis positif bagi pasar obligasi Indonesia.
“Data new home sales yang lebih rendah dapat kembali menekan imbal hasil US Treasury sehingga mendorong penurunan imbal hasil SUN,” ungkap Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail dalam riset harian yang diterima Kontan.co.id.
Dengan hasil ini, Mikail memproyeksikan imbal hasil SUN seri acuan 10 tahun akan bergerak di rentang 7,68%--7,70% pada hari ini. Adapun seri obligasi negara yang direkomendasikan hari ini antara lain PBS014, FR0078, FR0079, dan FR0077.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News