kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekomendasi: Kinerja PTPP di semester II-2020 diproyeksikan membaik


Kamis, 08 Oktober 2020 / 00:10 WIB
Rekomendasi: Kinerja PTPP di semester II-2020 diproyeksikan membaik


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT PP Tbk (PTPP) periode semester II-202 berpotensi tumbuh dibandingkan kinerja pada semester I-2020. Namun, analis memproyeksikan kinerja di sepanjang tahun ini akan tetap lebih rendah dibandingkan kinerja di sepanjang tahun lalu.

Sepanjang semester I-2020 kinerja kontruksi pelat merah ini catatkan penurunan pendapatan sebesar 36,56% year on year (yoy) menjadi Rp 6,75 triliun. Sementara, laba bersih anjlok lebih dalam 95,36% yoy menjadi Rp 15,95 miliar.

Perusahaan menyatakan penurunan kinerja dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan 20% proyek melambat dan 7% berhenti.

Namun, sebanyak 59% proyek masih berjalan normal dan 15% telah selesai. Selain itu, PTPP juga melakukan pemfokusan ulang (refocusing) anggaran yang menyebabkan produksi proyek tidak bisa sesuai rencana awal.

Baca Juga: PTPP fokus menggarap proyek-proyek dengan sistem progress payment reguler

Ajeng Kartika Hapsari Analis NH Korindo Sekuritas mencatat rasio utang perusahaan terhadap ekuitas kotor (gross gearing) di kuartal I dan II stagnan di 131%. Sementara, net gearing meningkat dari 79% di kuartal I-2020 menjadi 92% di kuartal II-2020.

Penyebab kenaikan rasio utang PTPP adalah kas operasi minus Rp 1,96 triliun dan menyebabkan kas menurun menjadi Rp 5,51 triliun dibanding Rp 7,17 triliun di kuartal I-2020.

Alhasil, ajeng melihat PTPP harus dapat mengelola arus kas dengan baik di tengah keterlambatan proyek yang juga bisa memperlambat dana segar masuk ke perusahaan.

Namun, Ajeng menilai rasio utang PTPP masih lebih baik dan lebih aman dibanding kompetitornya.

Baca Juga: Kejar target tahun ini, begini strategi PTPP

Kontrak baru

Pada awalnya PTPP menargetkan perolehan kontrak baru di tahun ini sebesar Rp 40,3 triliun. Namun, melihat pandemi Covid-19 yang tidak kunjung mereda, PTPP menurunkan target perolehan kontrak baru menjadi Rp 25,53 triliun.

Hingga Agustus, PTPP berhasil menggenggam kontrak baru sebesar Rp 11,24 triliun atau setara 43,98% dari target yang terbaru.

Ajeng optimistis PTPP mampu untuk mencapai target kontrak baru. Sentimen positif datang dari ekonomi yang mulai dibuka secara perlahan di sejak kuartal III-2020. Selain itu, pemerintah juga mulai membuka tender proyek.

"PTPP mulai ikut tender proyek pemerintah, jika berhasil dapatkan proyek bisa membawa keuntungan untuk kinerja ke depan," kata Ajeng, Rabu (7/10).

Di tengah ekonomi yang cenderung masih melemah terutama pada sektor konstruksi, Ajeng melihat PTPP mampu untuk menumbuhkan kinerja di sisa tahun ini berkat penerapan strategi bisnis baru. Diantaranya, divestasi, penyortiran proyek yang memiliki likuiditas baik dan optimalisasi penyelesaian proyek yang sedang berjalan.

Joey Faustian Analis Sucor Sekuritas juga mengatakan dalam risetnya, PTPP masih memiliki potensi keuntungan dari divestasi beberapa asetnya.

"Kami telah memasukkan kemungkinan pendapatan dari divestasi Terminal tanjung yang diproyeksikan kesepakatan selesai di kuartal IV," kata Joey. Dengan asumsi valuasi PBV 1,3 kali, Joey memproyeksikan PTPP mendapat keuntungan sebesar Rp 100 milair. Selain itu PTPP masih memiliki beberapa aset jalan tol.

Di sisi lain, Ajeng melihat peningkatan anggaran infrastruktur sebesar 47,3% pada RAPBN 2021 membawa sentimen positif bagi PTPP yang proyeknya banyak didominasi oleh BUMN dan pemerintah.

Baca Juga: Ada Cukai Plastik, Ini Langkah Antisipasi Panca Budi Idaman (PBID)

Alhasil, Ajeng memproyeksikan kinerja PTPP di semester II tahun ini bisa membaik dibanding semester I

Namun, pendapatan PTPP di sepanjang tahun ini diproyeksikan masih menurun 33,7% ke Rp 16,3 triliun dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 24,6 triliun. Sementara, laba bersih tahun ini juga masih menurun 64% ke Rp 53 miliar.

Meski begitu, Ajeng tetap merekomendasikan buy di target harga Rp 1.250 per saham karena prospek jangka panjang akan positif.

Sementara, hinga akhir tahun ini, Joey merekomendasikan hold di target harga Rp 950 per saham. Sedangkan, Edbert Surya Analis Mandiri Sekuritas merekomendasikan beli di target harga Rp 1.370 per saham.

Selanjutnya: Kejar target tahun ini, begini strategi PTPP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×