Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) saat ini tengah fokus untuk menggarap proyek-proyek dengan sistem progress payment reguler alias pembayaran bertahap.
Sekretaris Perusahaan PTPP Yuyus Juarsa mengatakan perusahaan konstruksi pelat merah tersebut tengah melakukan refocusing anggaran terhadap proyek-proyek carry over. Proyek yang dikerjakan oleh PTPP didominasi oleh proyek dengan sistem progress payment reguler.
Berdasarkan catatan Kontan, hingga semester I-2020 jumlah proyek turnkey hanya sebesar Rp 1,1 triliun, turun 82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekitar Rp 5 triliun. "Untuk kas masuk sampai akhir tahun masih kita perhitungkan terkait kondisi proyek-proyek mana yang bisa memberikan cash in maksimum dan kondisi proyek yang mungkin terkena dampak pandemi ini," jelas Yuyus kepada Kontan.co.id, Kamis (1/10).
Baca Juga: Di September 2020, emas Antam dan IHSG jadi portofolio dengan return terburuk
Adapun sampai Agustus 2020, PTPP telah menggenggam kontrak baru sebesar Rp 11,24 triliun atau setara 43,98% dari target Rp 25,53 triliun. Target tersebut telah dipangkas dari target awal yang sebesar Rp 40,3 triliun. Bila dibandingkan dengan perolehan Agustus 2019 yang sebesar Rp 23 triliun, maka nilai kontrak baru PTPP turun 51,13% secara tahunan (yoy).
"Hal tersebut terjadi karena adanya pandemi Covid-19 secara global termasuk di Indonesia. Terdapat beberapa tender proyek yang tertunda akibat pandemi," kata Yuyus.
Perolehan kontrak baru PTPP berdasarkan tipe pekerjaan yaitu gedung sebesar 32%, oil & gas 24%, jalan & jembatan sebesar 16%, irigasi 15%, pembangkit listrik 9%, dan industri 3%. Kontrak baru tersebut berasal dari proyek dalam negeri, pasalnya, lanjut Yuyus, dengan kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung secara global sampai saat ini proyek luar negeri mengalami penundaan.
Asal tahu saja, pada pertengahan Agustus silam PTPP tengah mengikuti tender proyek perumahan di Brunei Darussalam senilai Rp 700 miliar dan jalur kereta di Filipina senilai Rp 1,9 triliun.
Baca Juga: Obat Covid-19 produksi Kalbe Farma (KLBF) dibanderol Rp 3 juta per vial
Lebih lanjut, PTPP masih optimistis bisa mencapai target kontrak baru di sisa waktu tiga bulan ini. "Manajemen yakin dapat mencapai target kontrak baru akhir tahun dengan bermunculannya proyek-proyek baru yang diraih saat ini," imbuh Yuyus.
Selanjutnya: Kalbe Farma (KLBF) lepas 51% kepemilikan saham di Kalbe Milko Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News