CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Refinancing utang, INDY rilis global bond


Sabtu, 01 April 2017 / 17:54 WIB
Refinancing utang, INDY rilis global bond


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) berencana menerbitkan obligasi dengan denominasi dollar Amerika Serikat (AS). Manajemen tengah menawarkan global bond tersebut kepada investor di sejumlah negara.

INDY akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi global tersebut untuk keperluan pembiayaan kembali utangnya alias refinancing. "Kami sedang melakukan rangkaian pertemuan dengan investor potensial di kawasan Asia, Eropa dan Amerika Serikat," ungkap Dian Paramita, Sekretaris Perusahaan INDY ke KONTAN, Rabu (29/3).

Mengutip laporan keuangan INDY, emiten ini memiliki utang obligasi senilai US$ 115 juta yang akan jatuh tempo pada Mei 2018. Obligasi tersebut diterbitkan oleh anak usaha INDY, Indo Energy Finance BV (IEF BV).

IEF BV merilis obligasi pada 5 Mei 2011. Obligasi tersebut terbit bersamaan dengan penukaran Obligasi I Tahun 2007, senilai US$ 185 juta. Obligasi itu dikenakan bunga 7% per tahun. Dana hasil penerbitan obligasi itu juga digunakan untuk refinancing atas Obligasi I Tahun 2007 senilai US$ 65 juta.

Pada 31 Desember 2016, obligasi ini meraih peringkat Caa1 dengan outlook negatif dari Moodys Investors Service dan CCC dengan outlook negatif dari Fitch Ratings.

INDY belum bisa berkomentar lebih lanjut terkait detail obligasi global yang akan dirilis. Tapi seperti dilansir Globalcapital.com, INDY akan merilis obligasi global itu dengan target US$ 225 juta, atau hampir Rp 3 triliun. Citi dan JP Morgan bertindak sebagai joint bookrunners atas penerbitan obligasi tersebut.

Tahun lalu, INDY berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$ 775,23 juta. Jumlah ini lebih rendah 29% dibandingkan pendapatan di periode sama tahun sebelumnya, senilai US$ 1,09 miliar.

INDY juga masih menanggung kerugian, bahkan jumlahnya membesar sekitar 52% menjadi US$ 67,59 juta dari sebelumnya US$ 44,59 juta.

Pada tahun ini, INDY membidik pendapatan lebih dari US$ 1 miliar. Optimisme kenaikan harga batubara menjadi dasar target tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×