Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Setelah menukik dalam beberapa hari terakhir, harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) berhasil merangkak naik meski tipis.
Mengutip Bloomberg, Senin (11/7) pukul 15.42 WIB harga CPO kontrak pengiriman September 2016 di Malaysia Derivative Exchange terangkat 0,31% ke level RM 2.246 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Selain berkat dukungan rebound teknikal, pasar belum melihat ada fundamental yang mendukung kenaikan harga CPO saat ini. Pasalnya jejeran katalis negatif masih membalut pergerakan harga, mulai dari penguatan ringgit Malaysia, penurunan permintaan hingga kenaikan pasokan.
“Permintaan CPO untuk makanan dan bahan bakar jadi alasan tren koreksi masih membayangi harga,” kata Chandran Sinnasamy, Executive Director LT International Futures Sdn Bhd, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (11/7).
Tekanan lainnya datang dari dugaan stok CPO Juni Malyasia 2016 akan naik akibat permintaan yang mengering dan siklus kenaikan produksi yang mulai terlihat.
Dugaan ini datang dari survei yang dilakukan Bloomberg pada pekerja kebun, trader dan analis bahwa ada dugaan pasokan Malaysia Juni 2016 akan naik untuk pertama kalinya sejak November 2015 silam. Hal ini jelas memberi dampak negatif karena datang bersamaan dengan penurunan permintaan yang terjadi.
Chandran juga menduga akibat tingginya posisi Ringgit Malaysia saat ini, ekspor CPO Malaysia periode 1 – 10 Juli 2016 bisa merosot. Tentunya jika hal itu terjadi harga akan semakin tertekan. Penyesuaian harga yang terjadi berkat dukungan rebound teknikal seperti sekarang tidak akan mampu bertahan lama. Pasar akan segera kembali berkaca pada fundamental yang sedang negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News