kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rebound atas dollar dan kebijakan China membuat harga emas bearish


Kamis, 12 Mei 2011 / 23:05 WIB
Rebound atas dollar dan kebijakan China membuat harga emas bearish
ILUSTRASI. Pendapatan dan laba bersih Bayan Resources (BYAN) tergerus di semester I 2020.


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Kontrak harga emas kembali ditransaksikan melorot. Dengan demikian, sudah dua hari belakangan, harga si kuning kinclong ini turun. Penyebabnya, pergerakan dollar mengalami rebound sehingga memangkas permintaan emas sebagai aset alternatif.

Sekadar informasi, si hijau menguat ke level paling tinggi dalam tiga minggu terakhir terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Kondisi itu pada akhirnya berdampak pada harga logam di London, yang mayoritas mengalami penurunan. Faktor lain yang juga turut mempengaruhi adalah dinaikkannya Giro Wajib Minimum oleh bank sentral China untuk kelima kalinya tahun ini.

"China masih mengambil sejumlah langkah untuk mendongkrak perekonomiannya. Hal itu berarti bearish untuk harga komoditas," jelas Adam Klopfenstein, senior market strategist Lind-Waldock di Chicago.

Pada pukul 11.12 waktu London, kontrak harga emas untuk pengantaran Juni di Comex New York turun US$ 11,10 atau 0,7% menjadi US$ 1.490,30 per troy ounce. Pada 2 Mei lalu, harga emas menyentuh rekor tertinggi di posisi US$ 1.577,40 per troy ounce.

Penurunan juga dialami oleh harga perak. Kontrak harga perak di Comex New York untuk pengantaran Juli turun 5,4% menjadi US$ 33,61 per troy ounce. Pada transaksi sebelumnya, kontrak yang sama bahkan sempat bertengger di posisi US$ 32,30, yang merupakan level terendah sejak 25 Febuari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×