kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi kontrak Adhi Karya (ADHI) masih 18% dari target, ini kata analis


Kamis, 11 Juli 2019 / 18:10 WIB
Realisasi kontrak Adhi Karya (ADHI) masih 18% dari target, ini kata analis


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga semester I 2019, emiten konstruksi pelat merah PT Adhi Karya Tbk (ADHI) merealisasikan kontrak baru sebesar Rp 5,4 triliun. Jumlah itu baru sekitar 18% dari total target kontrak baru ADHI tahun ini yang sebesar Rp 30 triliun. Meski realisasi kontrak masih terhitung minim namun analis menilai saham ADHI masih memiliki prospek yang menarik. 

Analis MNC Sekuritas Muhammad Rudy misalnya mengatakan realisasi kontrak yang masih cenderung kecil tak dapat dilepaskan dari kondisi pemerintahan yang belum stabil.

Sebagai perusahaan milik negara, wajar apabila realisasi kerja ADHI akan bergantung dari arah kebijakan dan pembangunan dari pemerintah. “Mungkin (kinerjanya) baru akan melesat setelah kabinet untuk pemerintahan lima tahun ke depan sudah ditetapkan,” kata Rudy, Kamis (11/7).

Rudy menyebut tahun ini emiten-emiten konstruksi seperti ADHI, anggota indeks Kompas100 ini, memang bisa dibilang mengalami paceklik sentimen. 

“Alokasi APBN untuk infrastruktur memang tidak berkurang. Tapi jumlahnya tak beda jauh dari tahun lalu,” kata Rudy. 

Satu-satunya potensi yang mungkin dituai oleh emiten konstruksi adalah wacana pemindahan ibukota. “Potensi nilainya Rp 300 triliun. Tapi itu pun masih lama sekali realisasinya,” ujar Rudy.

Secara fundamental, Rudy menyoroti kinerja ADHI sepanjang kuartal I-2019 yang terpantau mengalami penurunan. 

Tiga bulan pertama tahun ini, ADHI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,32 triliun. Jumlah itu turun 25% secara year on year (yoy) dari pendapatan kuartal I-2018 yang sebesar Rp 3,14 triliun.

Beruntung, laba ADHI pada periode tersebut naik tipis. Tercatat, ADHI berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 75,54 miliar. Jumlah itu naik tipis sebesar 3% dari laba tahun lalu yang sebesar Rp 73,28 miliar.

Rudy mengatakan tantangan perusahaan konstruksi seperti ADHI adalah menjaga kondisi kas perusahaan. Hal tersebut lantaran selama ini emiten konstruksi lebih banyak mencaplok proyek-proyek berbasis kontrak. Praktis uang yang masuk ke perusahaan baru diterima ketika proyek sudah selesai ditunaikan. 

“Sedangkan di satu sisi uang yang dikeluarkan untuk membiayai proyek keluar terus,” ujar Rudy.

Untuk itu, Rudy mengatakan bahwa salah satu yang bisa dilakukan ADHI adalah dengan memanfaatkan rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang masih kecil. Rudy mencatat DER ADHI masih di kisaran 1,32x per kuartal I lalu. 

“Sehingga ADHI bisa memanfaatkan fasilitas perbankan karena syarat DER untuk pinjaman ke perbankan adalah sebesar 2,5x,” tandas Rudy. 

Selain pinjaman, Rudy menyebut divestasi serta diversifikasi usaha bisa menjadi strategi bagi ADHI.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan dibanding emiten konstruksi plat merah yang lain, rasio profitabilitas ADHI mengalami pertumbuhan yang menarik. 

Ia mencatat pertumbuhan return on equity ADHI mencapai 10,53% dari 10,09%. Sedangkan rasio net profit margin tumbuh menjadi 3,24% dari 2,33% di kuartal I ini.

Valuasi ADHI juga bisa dibilang masih murah, baik ditinjau dari price earning ratio maupun price book value. Untuk PE misalnya, ADHI menempati posisi PE terendah kedua setelah WSKT yakni sebesar 8,7x. Angka itu jauh di bawah rata-rata PE emiten sektor konstruksi yang mencapai 44,34x.

Begitu juga dari PBV. Dibanding saham BUMN karya yang lain, PBV ADHI tergolong paling kecil yaitu sebesar 0,89x. “PBV rata-rata industri sebesar 2,06x,” ujar Sukarno, Kamis (11/7).

Baik Rudy dan Sukarno memiliki rekomendasi yang berbeda. Rudy merekomendasikan investor untuk membeli saham ADHI dengan target harga Rp 1.970. Sedangkan Sukarno merekomendasikan para investor untuk menahan saham ADHI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×