kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rawan jadi saham gorengan, begini skema perlindungan investor di papan akselerasi


Kamis, 05 Desember 2019 / 21:48 WIB
Rawan jadi saham gorengan, begini skema perlindungan investor di papan akselerasi
ILUSTRASI. BEI mengembangkan papan akselerasi yang dikhususkan untuk menjaring UKM dan startup.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya menjaring perusahaan untuk mencatatkan saham di bursa dan menjadi perusahaan terbuka, termasuk usaha kecil menengah (UKM) dan usaha rintisan (startup). Oleh karena itu, BEI mengembangkan papan pencatatan baru yakni papan akselerasi yang dikhususkan untuk menjaring UKM dan startup.

Salah satu persyaratan calon emiten agar tercatat di papan akselerasi adalah memiliki aset kurang dari Rp 250 miliar. BEI pun memudahkan perusahaan skala kecil untuk melakukan initial public offering (IPO). Khusus untuk penghuni papan akselerasi, BEI menetapkan harga minimal IPO sebesar Rp 50, berbeda dengan saham-saham penghuni papan utama dan papan pengembangan yang harus menawarkan harga saham perdana minimal Rp 100.

Selain itu, saham di papan akselerasi dapat diperdagangkan dengan harga minimal Rp 1. Berbeda dengan saham di papan lainnya yang memiliki batas bawah harga sebesar Rp 50.

Baca Juga: Papan akselerasi BEI membidik investor dengan orientasi jangka panjang

Lantas, dengan ukuran perusahaan yang mini ditambah dengan harga saham yang murah, apakah saham-saham papan akselerasi rawan menjadi saham gorengan? “Memang tidak bisa dipungkiri bahwa saham-saham yang rawan digoreng adalah saham-saham yang tidak memiliki kapitalisasi besar,” kata Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Marolop Alfred Nainggolan kepada Kontan.co.id, Kamis (5/12).

Analis Royal Investium Sekuritas Wijen Ponthus juga tidak menampik adanya potensi saham-saham ini untuk digoreng. Menurut dia, perlu ketegasan dari pihak BEI untuk mencegah terjadinya praktik goreng-menggoreng saham.

Salah satunya adalah dengan membatasi pergerakan saham per hari agar tidak volatile. “Sebenarnya ada banyak cara untuk mencegah spekulasi di pasar modal Indonesia,” ujar Wijen, Kamis (5/12).

Baca Juga: Sebanyak 69 perusahaan masuk inkubator BEI, siap IPO di papan akselerasi?

Menanggapi hal ini, Kepala Divisi Inkubasi Bisnis BEI Irmawati Amran mengaku telah menyiapkan beberapa strategi guna melindungi investor di papan akselerasi.

Salah satunya adalah membatasi pergerakan saham sesuai dengan harga perdagangan. Untuk saham dengan kisaran harga Rp 1–Rp 10 per saham, maka pergerakannya dibatasi hanya boleh naik atau turun Rp 1 setiap harinya. Namun, jika harga saham tersebut sudah berada di atas Rp 10, maka pergerakannya dibatasi 10% dari harga yang berlaku saat itu.

“Jika sudah di atas Rp 10, maka pergerakannya dibatasi hanya 10%, tidak peduli berapapun harganya. Bahkan ketika harganya sudah Rp 5.000 tetap dibatasi 10%. Jadi, seperti itulah proteksi kami terhadap investor,” ujar Irma kepada Kontan.co.id, Kamis (5/12).

Irma juga menegaskan BEI akan terus berupaya melindungi investor agar tidak terjebak dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Dia menambahkan, BEI telah menyediakan pengawasan khusus untuk papan akselerasi yang berbeda dari dua papan lainnya.

Baca Juga: BEI merencanakan jalin kerja sama dengan fintech

Namun, Irma masih enggan membeberkan lebih lanjut terkait sistematika pengawasan saham-saham di papan akselerasi. “Saya hanya memberi tahu bahwa punya pengawasan papan akselerasi, berbeda dengan papan lainnya. Pengawasan ini lebih khusus, lebih hati-hati, dan sangat ketat,” ujar Irma.

Namun yang jelas, saham-saham di papan akselerasi akan dievaluasi setiap setahun sekali berdasarkan aturan pencatatan bursa. Evaluasi ini memungkinkan saham-saham di papan akselerasi untuk naik kelas ke papan pengembangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×