kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Ramai sentimen, begini prospek emiten tambang batubara ke depan


Kamis, 05 November 2020 / 18:11 WIB
Ramai sentimen, begini prospek emiten tambang batubara ke depan
ILUSTRASI. Kementerian ESDM menetapkan HBA bulan ini sebesar US$ 55,71 per ton, naik 9,23% dari bulan Oktober.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek emiten batubara sudah mulai menghangat. Salah satu penyebabnya adalah harga batubara acuan (HBA) periode November 2020 yang mulai naik. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan HBA bulan ini sebesar US$ 55,71 per ton. HBA ini naik 9,23% dibandingkan dengan HBA periode Oktober 2020 yang kala itu berada di angka US$ 51 per ton.

Meski demikian, prospek emiten yang bergerak di sektor tambang batubara masih sulit untuk diterka. Sebab, sentimen yang mewarnai sektor ini cukup ramai, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menyebut, salah satu sentimen yang dihadapi adalah pembatasan impor batubara oleh China yang terus berlanjut seiring dengan gerakan pengembangan energi terbarukan di Negeri Panda tersebut. Hal ini tercermin dari harga batubara yang sudah menurun 16,35% secara year-to-date (ytd) meskipun belakangan ini harga batubara memang perlahan naik.

Baca Juga: Harga Batubara Acuan (HBA) naik, emiten ini bakal kecipratan untung

Selain itu, peningkatan produksi dan persediaan batubara dalam negeri menyebabkan China mengurangi impor batubaranya sehingga impor turun 7,24% secara ytd, yang diikuti oleh penurunan ekspor batubara dari Indonesia sebesar 10,64% sejak awal tahun. Hal ini tentunya menjadi perhatian yang mendalam untuk ekspor batubara di masa depan bagi  Indonesia karena kontribusi ekspornya yang besar terhadap China.

Di sisi lain, hal ini berujung pada meningkatnya kesadaran pemerintah untuk menggalakkan kebijakan hilirisasi. Tidak berhenti sampai di situ, yang mengkhawatirkan adalah, presiden menanggapi isu hilirisasi ini dengan wacana larangan ekspor batubara mentah di masa depan.

“Meskipun tidak pasti mengenai kapan waktunya, hal ini akan berdampak buruk pada perusahaan berorientasi ekspor. Tetapi hal ini akan sangat mempengaruhi harga batubara karena Indonesia adalah salah satu produsen terbesar,” ujar Catherina kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Harga batubara acuan (HBA) naik 2 bulan beruntun, APBI: Ini sentimen positif



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×