kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   4,88   0.55%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai Pembagian Dividen, Pilih Saham Blue Chips atau Lapis Kedua?


Minggu, 02 Juli 2023 / 18:42 WIB
Ramai Pembagian Dividen, Pilih Saham Blue Chips atau Lapis Kedua?
ILUSTRASI. Juli 2023 menjadi periode yang ramai pembayaran dividen di pasar modal Indonesia.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juli 2023 menjadi periode yang ramai bagi pasar modal Indonesia. Kontan.co.id mencatat, ada 37 perusahaan yang membagikan dividen.

Sejumlah emiten yang membagikan dividen antara lain emiten blue chips seperti PT Indofood Sukses Tbk (INDF) dengan dividen Rp 257 per saham dengan estimasi yield 3,49%. Kemudian ada PT Indofood CBP Sukses Tbk (ICBP) dengan dividen Rp 188 per saham dan dengan estimasi yield 1,66%

Emiten yang bergerak di sektor barang konsumsi, yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga membagikan dividen Rp 71 per saham dengan yield 1,66%. Perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan sawit, yakni PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) juga akan membagikan dividen Rp 53 dengan yield 5,3%

Sementara itu, emiten lapis kedua juga banyak yang membagikan dividen, dengan potensi yield yang lebih tinggi. Misalkan, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) yang membagikan dividen Rp 100 per saham, dengan yield 18,01%. Emiten yang bergerak di sektor pertambangan batubara, yakni PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) membagikan dividen Rp 25 per saham dengan yield 5,29%

Ada pula PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) dengan dividen Rp 250 per saham dan dengan potensi yield mencapai 13,05%. PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) membagikan dividen Rp 33 dengan yield 9,94%.

Baca Juga: Simak Daftar Lengkap 37 Jadwal Cum dan Yield Dividen Pekan Pertama Juli 2023

Pengamat pasar modal Teguh Hidayat mengatakan, jika tujuan seorang investor berorientasi jangka panjang, akan lebih baik jika memilih saham blue chips. Meskipun yield yang dihasilkan kecil, namun emiten-emiten ini konsisten dalam membagikan dividen, seperti emiten perbankan dan consumer.

Di sisi lain, emiten yang bersifat siklikal biasanya menawarkan yield yang besar. Namun, besaran dividen dan yield berpotensi menciut di masa depan. “Yang paling penting pengaruhnya ke harga saham. Kalau dividennya besar, biasanya sahamnya sudah naik sebelum pengumuman dividen, dan setelah cum date harganya anjlok, misalkan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA),”  kata Teguh kepada Kontan.co.id, Minggu (2/7).

Di sisi lain, saham dengan yield dividen yang kecil memang berpotensi terkoreksi setelah cum date. Akan tetapi, penurunannya dinilai tidak akan sedahsyat emiten dengan yield yang besar. Pun, harga saham berpotensi rebound jika kinerja fundamentalnya bagus.

Dus, Teguh menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham dengan yield yang kecil, namun dengan catatan emiten tersebut rajin membagikan dividen secara historis

Baca Juga: Simak Jadwal Pembayaran Dividen Indofood CBP (ICBP) Total Rp 2,19 Triliun

Sementara untuk saham lapis kedua, investor bisa memanfaatkan  momentum kenaikan harga sebelum pengumuman rapat umum pemegang saham (RUPS) dan pembagian dividen. Sebab, investor bisa menghitung proyeksi pembagian dividen emiten dengan melihat data historis dan kinerja laba tahun berjalan.

Pengamat pasar modal dan founder WH Project William Hartanto menilai, dividen bisa dikatakan menarik apabila tidak mengalami perubahan signifikan dibanding dividen yield tahun sebelumnya.

Blue chips dalam hal ini lebih menarik karena kestabilan harga sahamnya, sehingga kecil kemungkinan harga menurun drastis setelah ex-date,” kata William, Minggu (2/7).

Selain yield, William menyarankan investor untuk memperhatikan sisi likuiditas saham. Jangan sampai mudah dibeli tetapi sulit dilepas. Meski ramai pembagian dividen, sentimen ini dinilai kurang berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Walaupun memang sentimen positif yang memicu kenaikan harga saham,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×