Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Industri ritel terbilang aman dari gejolak global. Pertumbuhan ekonomi nasional masih kuat sehingga konsumsi masyarakat terjaga. Imbasnya, saham sektor ritel masih prospektif. Salah satunya PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), yang masih membukukan kinerja positif pada kuartal tiga.
Analis sepakat saham RALS masih layak dikoleksi hingga tahun depan. Analis BCA Sekuritas Johanes Prasetya mengatakan, selama sembilan bulan, kinerja RALS berada di atas ekspektasi. Laba bersih RALS tumbuh 18,8% menjadi Rp 326 miliar dan pendapatan tumbuh 6,9% menjadi Rp 4,6 triliun.
Rendahnya pengeluaran operasional membuat keuangan RALS terbilang sehat. "Prediksi kami tahun depan earning masih bisa tumbuh 11% dengan estimasi opex yang masih rendah," kata Johanes dalam risetnya.
Hingga akhir tahun ini, pendapatan RALS diprediksi tumbuh 6,7% menjadi Rp 5,9 triliun dari Rp 5,53 triliun tahun lalu. Sedangkan untuk tahun depan, pendapatan diprediksi juga tumbuh menjadi Rp 6,42 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp 461 miliar.
Neraca keuangan RALS juga bersih. Sejak 2009, RALS tidak memiliki utang. Arus kas RALS pun masih sehat.
Analis Daewoo Securities Christine Natasya mengatakan, biasanya penjualan RALS termasuk yang musiman. Pada saat lebaran, penjualan RALS melonjak hingga mencapai Rp 1,6 triliun sebulan.
Makanya Christine memprediksi, penjualan RALS masih bisa tumbuh jadi Rp 800 miliar, atau separuh dari pendapatan saat lebaran pada bulan terakhir ini. "Penjualan puncak RALS memang biasanya saat lebaran, bukan Natal," kata Christine.
Per akhir September, RALS memiliki kas sebesar Rp 1,6 triliun, sehingga masih cukup untuk melakukan ekspansi gerai pada tahun depan. RALS berencana membangun 4-6 gerai baru di 2017, dengan luas total lahan mencapai 40.000 meter persegi.
Selain itu, Christine memprediksi arus kas perusahaan tahun depan lebih stabil, dengan prediksi kenaikan upah minimum secara nasional yang lebih rendah dari tahun ini. Dari catatan Christine, upah minimum akan meningkat 8,25% tahun depan, dibandingkan tahun ini yang naik 10,7% dan 2015 lalu 14,8%.
Kenaikan upah minimum nasional ini penting bagi emiten ritel. Pasalnya, beban gaji karyawan merupakan pengeluaran operasi terbesar. Jadi dia memprediksi opex RALS tahun depan turun 10%. Untuk itu Christine merekomendasikan beli RALS dengan target harga Rp 1.690 per saham.
Johanes juga merekomendasikan buy dengan target Rp 1.650 per saham. Kemarin, harga RALS ditutup di Rp 1.095 per saham.
Analis Kresna Securities William Mamudi melihat, dari sisi teknikal RALS bergerak dalam kisaran Rp 1.100–Rp 1.400 per saham setelah tren naik patah. Dia melihat ada peluang teknikal rebound. Ini membuka ruang untuk akumulasi beli.
"Tekanan pada RALS terlihat mulai melemah ketika menuju support di level Rp 1.100," kata William.
William merekomendasi trading buy RALS dengan strategi bottom fishing. Akumulasi beli bisa dilakukan jika saham RALS turun, dengan target harga terdekat Rp 1.400. Tapi jika support terdekat di Rp 1.100 per saham tembus, harga saham RALS bisa mengarah ke Rp 900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News