kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Raja baja perkuat bisnis non-baja


Sabtu, 12 Oktober 2013 / 06:22 WIB
Raja baja perkuat bisnis non-baja
ILUSTRASI. Agresif adalah salah satu tanda kucing sedang stres.


Reporter: Avanty Nurdiana, Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Harga jual baja yang menurun membuat PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)   mengatur strategi lagi. Manajemen KRAS mengaku akan mencoba melakukan diversifikasi bisnis sehingga bisa mengurangi ketergantungan fulus dari penjualan baja.  

Saat ini, pendapatan Krakatau Steel dari bisnis baja mencapai 90%. "Kami ingin mengurangi ketergantungan produksi baja di 2014," ujar Irvan K Hakim,  Direktur Utama Krakatau Steel, beberapa waktu lalu. Irvan mengatakan, ada lima bisnis yang akan dikembangkan KRAS untuk mendongkrak penjualan non baja.

Pertama, sektor energi lewat anak usahanya, PT Krakatau Daya Listrik (KDL) yang mulai beroperasi di akhir 2013. Pembangunan combine cycle power plant (CCPP) per 31 Agustus 2013 telah mencapai 90%. Andi Firdaus, Sekretaris Perusahaan KRAS mengatakan, CCPP tersebut berkapasitas 120 megawatt (MW). "Jika CCPP ini mulai beroperasi bisa mengurangi biaya produksi listrik sekitar 20%," ujar dia. Selain itu, KRAS bisa menyuplai listrik ke area industri.

Kedua, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang mengoperasikan pembangunan dermaga. Pembangunan dermaga baru ini berkapasitas sandar kapal berbobot 200.000 DWT dan akan beroperasi pada akhir tahun ini. Nantinya, dermaga ini untuk melayani anak usaha KRAS yang lain yakni PT Krakatau Posco.

Namun, menurut Andi, KBS juga akan melayani bongkar muat barang (throughtput) lainnya. "Akan ada tambahan throughtput sekitar 11 juta ton per tahun dengan ekspektasi pendapatan bertambah sebesar US$ 28 juta per tahun," papar dia.

Ketiga, PT KHI Pipe Industries (KHI) yang bergerak di bidang produksi pipa electric resistance welded (ERW). Pabrik ini berkapasitas 150.000 ton per tahun. Pabrik ini akan siap beroperasi di Oktober 2014. Sampai akhir Agustus, pembangunannya baru mencapai 19,84%. "KHI juga sedang mengincar proyek pipa gas jalur Gresik-Semarang senilai US$ 180 juta-US$ 190 juta, diharapkan bisa terealisasi pada kuartal II tahun 2014," jelas dia.

Keempat, sumbangan dari PT Krakatau Tirta Industri yang bergerak di bidang penyediaan air bersih. Krakatau Tirta Industri melayani PT Krakatau Posco, KRAS dan warga sekitar Cilegon. Rencananya, KRAS akan meningkatkan penjualan air bersih menjadi 1.598 liter per detik dari sebelumnya 1.015 liter per detik.  "Ekspektasi tambahan pendapatan sebesar US$ 5 juta," ujar Andi.

Kelima, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon yang berbisnis kawasan industri. Rencananya emiten ini akan menambah landbank seluas 400 hektare (ha) dalam dua sampai tiga tahun ke depan. Hingga saat ini, penambahan lahan yang sudah terealisasi 75 ha.

Kembangkan bisnis baja

Meski mengembangkan bisnis yang lain, KRAS tetap akan ekspansi bisnis di bisnis baja melalui PT Krakatau Posco (PTKP). Kongsi usaha antara Krakatau dan Posco, perusahaan asal Korea Selatan ini, membangun integrated steel mill. Pabrik ini menelan biaya investasi US$ 2,66 miliar berkapasitas tiga juta ton liquid steel per tahun, berupa, produk slab baja 1,5 juta ton, dan plate 1,5 juta ton per tahun.

Manajemen KRAS berharap,  kelak Krakatau Posco bisa meningkatkan cost competitiveness sehingga bisa menghasilkan pendapatan lebih besar. Sampai akhir Agustus, proyek PTKP mencapai 94,6% dan diharapkan beroperasi akhir Desember 2013.

Selain itu, KRAS juga berekspansi di bisnis baja otomotif. Pada akhir tahun lalu, KRAS telah bekerjasama dengan Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation. Kerjasama tersebut menghasilkan perusahaan bernama PT Krakatau Nippon Steel Sumikin.

Klien baja sektor otomotif Krakatau Steel antara lain, Toyota dan Hino. Irvan bilang,  KRAS juga sedang menjajaki kerjasama dengan Nissan. KRAS antusias menjalani bisnis baja otomotif karena margin laba mencapai 12%-13%.

Lagi pula, penjualan baja otomotif terus meningkat. Penjualan baja ke Toyota, semisal, naik 233,33% menjadi 1.000 ton per bulan dari sebelumnya 300 ton per bulan.

Ke depan, KRAS menargetkan bisa meningkatkan penjualan ke Toyota menjadi 2.000 ton per bulan.   Saat ini pangsa pasar baja KRAS di sektor otomotif nasional baru 7%.

KRAS juga banyak menjalin kerjasama untuk pembuatan baja konstruksi. Yang teranyar, KRAS menggandeng Natsteel Asia Pte Ltd dan PT Marubeni Itochu Steel Indonesia untuk memenuhi kebutuhan produk prefabrikasi. Perusahaan patungan ini akan menghasilkan 70.000 ton baja per tahun dengan total investasi US$ 22,2 juta.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×