kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rahmat Gobel melirik aset BUMI


Jumat, 07 Desember 2012 / 08:25 WIB
Rahmat Gobel melirik aset BUMI
Ada empat jenis barang masuk kini sudah bebas PPN.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Demi mengurangi beban utang, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berniat menjual anak usaha non intinya. Salah satu anak usaha BUMI yang bakal dijual adalah PT Fajar Bumi Sakti (FBS).

Siapa calon pembeli Fajar Bumi? Sumber KONTAN membisikkan nama Rachmat Gobel, pemilik PT Gobel Internasional sebagai kandidat terkuat pembeli Fajar Bumi. "Rahmat Gobel dulu ingin membeli FBS lewat Churchill Mining Plc. Sekarang, dia ingin menggandeng investor dari Qatar," ujar sumber KONTAN yang dekat dengan BUMI, kemarin.

Sumber tersebut menyatakan, Rachmat akan membayar  akuisisi ini US$ 300 juta. Belum jelas berapa persen saham FBS yang akan dikuasai Rachmat Gobel. Kabar yang  beredar, Rachmat akan menguasai 80% saham FBS. Kini, prosesnya tinggal menunggu persetujuan sang investor yang digandeng Rachmat.

Sekadar berkilas balik, BUMI memiliki 50% saham FBS setelah menguasai 50% saham Leap Forward Finance ltd (LFF). LFF adalah pemilik 99,9% saham FBS. BUMI membeli LFF di tahun 2009 seharga Rp 952,52 miliar dari Ancara Properties Limited.

BUMI mendanai akuisisi FBS dengan utang dari China Investment Corporation (CIC)  yang berbunga 19% per tahun. Nah,  hasil penjualan Fajar Bumi ini untuk mencicil utang, termasuk utang dari CIC itu. Sebagai gambaran, hingga tahun 2017, BUMI memiliki utang jatuh tempo bernilai total US$ 3,79 miliar.

Saat ditemui KONTAN, Kamis (6/12), Rachmat Gobel tak mengiyakan kabar itu, tapi  juga tak membantahnya. "Saya belum mau komentar dulu," ujar pebisnis yang membawa Qatar Telecom menjadi pemilik PT Indosat Tbk.

Hanya saja, Rachmat menyatakan, sebagai pebisnis dirinya akan mengambil kesempatan bila ada peluang. Apalagi, bisnis batubara masih menarik. "Kalau komisinya cocok, kenapa tidak?" tuturnya dengan nada diplomatis.

Manajemen BUMI memilih tidak berkomentar. "No idea, lebih baik jangan berspekulasi," tulis Dileep Srivastava, Jurubicara BUMI, lewat pesan singkatnya kepada KONTAN.

Sekadar berkilas balik, dalam paparan publik beberapa waktu lalu, Dileep memang mengungkapkan bahwa pihaknya akan melego tiga anak usahanya, yakni Fajar Bumi, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Pendopo Energi Batubara.

Dileep menyatakan, sudah ada beberapa pihak yang tertarik untuk membeli saham di tiga anak usaha non inti BUMI tersebut. "Saya belum bisa sebutkan pihak yang tertarik itu. Yang pasti, kami akan mencari penawaran yang terbaik," ujar Dileep, kala itu.

Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menilai, divestasi ini akan berguna bagi BUMI. Sebab, hasil penjualan aset bisa digunakan untuk mencicil utang.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×