kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya Kapitalisasi Pasar Terbesar di ASEAN, Nilai Transaksi Harian Bursa Malah Loyo


Kamis, 10 Agustus 2023 / 22:00 WIB
Punya Kapitalisasi Pasar Terbesar di ASEAN, Nilai Transaksi Harian Bursa Malah Loyo
ILUSTRASI. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) masih loyo saat kapitalisasi pasar bursa melesat.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai kapitalisasi pasar alias market cap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menjadi jawara di kawasan ASEAN. Namun rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) masih loyo. 

Per Kamis (10/8), kapitalisasi pasar bursa dalam negeri berada di level Rp 10.063 triliun atau setara dengan US$ 662 miliar. Jika dibandingkan akhir 2023, nilai itu sudah tumbuh 6,04%.

Kapitalisasi pasar belum lama ini kembali tembus rekor tertinggi sepanjang sejarah alias all time high. Tepatnya, pada 26 Juli 2023, IHSG berhasil menembus level Rp 10.078 triliun.

RNTH bursa dalam negeri mengalami penurunan. Hingga 10 Agustus 2023, RNTH berada di posisi Rp 10,35 triliun. Angka tersebut masih berada di bawah target 2023 sebesar Rp 14,75 triliun.

Baca Juga: Perdagangan Wall Street Meriah di Tengah Penurunan Inflasi AS

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan tak menutup mata kinerja pasar modal Indonesia diwarnai berbagai tekanan global.

"Di kuartal pertama hingga awal kuartal ketiga tahun ini, kinerja pasar modal terus diwarnai berbagai tekanan akibat dinamika global, indeks dalam negeri masih bisa positif," kata Inarno dalam konferensi pers, Kamis (10/8).

Dengan tertahan di level Rp 10.000 triliun, ini membuat bursa saham Indonesia menjadi pasar dengan market cap terbesar di ASEAN. Bursa Efek Indonesia pun optimistis kapitalisasi pasar IHSG masih bisa terus menanjak. 

Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.893 Hari Ini (10/8), BBCA, BMRI, BBNI Paling Banyak Net Buy Asing

Iman Rachman, Direktur Bursa Efek Indonesia menjelaskan sejatinya, kapitalisasi pasar terdiri dari dua hal, yakni harga saham perusahaan terbuka dan jumlah saham yang beredar di pasar. 

Dia bilang ada dua hal yang membuat BEI tetap optimistis akan pertumbuhan market cap pasar saham. Pertama, harga saham akan tetap naik seiring dengan kenaikan indeks. 

Ketika ada initial public offering (IPO) baru, maka jumlah sahamnya semakin banyak. Jika seandainya indeks tidak naik begitu banyak, tapi ada dorongan jumlah saham yang baru melantai di bursa. 

"Mungkin saja indeks tidak bergerak, tapi IPO terus bertambah. Artinya, bukan hal yang mustahil untuk lebih tinggi dari Rp 10.000 triliun," jelas Iman. 

Baca Juga: Pasar Saham Unjuk Gigi, Pasar Obligasi Cenderung Flat di Bulan Juli 2023

Potensi Hingga Tutup Tahun

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta secara tren kapitalisasi pasar berpotensi menanjak seiring peluang IHSG yang bisa melaju ke level 7.600 pada akhir 2023. 

"Kapitalisasi pasar juga didukung oleh tren kenaikan jumlah IPO. Misalnya kehadiran GOTO yang menyumbang market cap Rp 400 triliun ," jelas Nafan saat dihubungi Kontan, Kamis (10/8). 

Sebagai pengingat kehadiran PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada 2022 di bursa saham mampu mendorong kapitalisasi pasar sebesar Rp 400,31 triliun. 

Untuk tahun ini, market cap IHSG mendapat kontribusi dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Saat melantai pada 7 Juli 2023, nilai kapitalisasi pasar AMMN mencapai Rp 121,98 triliun. 

Baca Juga: Dampak Pelemahan Ekonomi China Sudah Terasa di Indonesia

Nafan menilai RNTH berpotensi meningkat pada semester kedua mendatang. Ini seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid. 

"Potensi pertumbuhan masih terbuka lebar, kehadiran pemilu tidak hanya mendorong belanja pemerintah tetapi juga meningkatkan konsumsi masyarakat," ucap dia. 

Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian memproyeksikan kapitalisasi pasar IHSG masih akan cenderung flat di tahun ini karena beberapa sentimen. Pertama, penurunan harga komoditas. Pada 2023, mayoritas harga saham energi mengalami tekanan. Padahal di 2022, saham-saham energi menjadi penopang IHSG. 

"Kedua, pelaku pasar lebih memilih beralih ke instrumen pendapatan tetap di tengah volatilitas pasar dan mulai terbatasnya kenaikan suku bunga oleh bank sentral," kata Ayu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×