Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) atawa PT PP akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun tahun ini. Obligasi tersebut merupakan tahap pertama dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan total target emisi sebesar Rp 3 triliun.
Obligasi PT PP akan terbit dalam dua seri. Obligasi Seri A untuk jangka waktu tiga tahun dengan kupon 8,25% sedangkan Seri B untuk jangka waktu lima tahun dengan kupon 8,5%.
PT PP berencana menggunakan duit hasil penerbitan surat utang untuk mendanai sejumlah proyek multi sektor. Caranya dengan melakukan investasi langsung maupun dengan menyuntikkan modal kerja. Semisal pada proyek jalan tol, PT PP berinvestasi di ruas Serang-Panimbang. Perusahaan pelat merah tersebut juga tengah membidik proyek jalan tol di area Jabodetabek.
Rencana investasi proyek jalan tol di Jabodetabek terkait kemungkinan batalnya rencana PT PP berinvestasi pada proyek bandar udara (bandara) di Kulonprogo, Yogyakarta. Semula, mereka telah menjalin kesepakatan dengan PT Angkasa Pura (Persero) I atau AP I, untuk mengembangkan Bandara Kulonprogo. PT PP akan mengempit 40% porsi saham dalam kongsi itu.
Namun beberapa bulan pasca kesepakatan, PT PP melihat AP I mengubah skema pengembangan bandara dan skema invetasinya. "Sehingga invetasi PT PP akan batal dan kami akan mengarap proyek secara reguler sebagai kontraktor biasa," terang Lukman Hidayat, Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk di Jakarta, Kamis (24/5).
Sejauh ini, rencana PT PP membatalkan kerjasama pengembangan proyek Bandara Kulonprogo belum ketok palu. Perusahaan yang mejeng dengan kode saham PTPP di Bursa Efek Indonesia tersebut masih menunggu proses sampai Lebaran nanti.
Buntut urung investasi Bandara Kulonprogo adalah pengalihan rencana penggunaan dana Rp 4 triliun. Dana yang semula untuk pembangunan bandara itu, lalu beralih untuk pengembangan jalan tol dan hotel.
PT PP akan membangun Hotel Paramount di Mandalika di Nusa Tenggara Barat dengan nilai investasi Rp 1,3 triliun. Mereka akan bekerjasama dengan perusahaan asing EBD Paragon.
Proyek energi
Selanjutnya pada sektor pelabuhan, PT PP dan Wilmar Indonesia akan membangun pelabuhan di Dumai, Riau. Sektor energi juga tak luput dari incaran mereka. "Kami sedang dalam proses menggarap proyek energi terbarukan di Sulawesi dengan Indonesia Power," jelas Lukman.
Ada pula rencana investasi pada beberapa proyek Sistem Penyediaan Air Minum. Proyek Sistem Penyediaan Air Minum yang mereka bidik tersebar di Bekasi, Tangerang Selatan, Riau dan Bali.
Selanjutnya, tahun depan PT PP akan menerbitkan tahap kedua dengan nilai menyesuaikan dengan kebutuhan pendanaan. Kemungkinan, mereka akan kembali menerbitkan perpetual bond.
Perpetual bond atau obligasi bunga abadi adalah surat utang yang memiliki tingkat bunga. Dan pembayarannya secara berkala tanpa batas waktu
Sementara untuk modal kerja, PT PP akan mengandalkan sumber pendanaan lain. "Kalau untuk modal kerja, kami masih bisa dapatkan dari bank," kata Agus Purbianto, Direktur Keuangan PTPP.
Hingga April 2018, PT PP mengantongi kontrak baru Rp 11,3 triliun. Pencapaian itu setara 23% dari total target kontrak baru tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News