Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
Untuk mendanai ekspansi proyek listrik ini, Arviyan mengaku memiliki ruang pendanaan yang cukup besar. Dengan target EBITDA sebesar US$ 400 juta hingga US$ 500 juta, PTBA memiliki ruang leverage sebesar US$ 2,5 miliar.
"Kami masih punya ruang untuk pinjaman hingga lima kali EBITDA. Sehingga, untuk proyek-proyek besar, masih mudah untuk mencari pendanaannya," imbuhnya.
Ia menjelaskan, skema pendanaan yang sedang dikaji adalah menerbitkan surat utang global (global bond). Pasalnya, cost of fund dari penerbitan obligasi lebih rendah. Global bond ini rencananya bakal diterbitkan pada tahun depan jika kondisi pasar obligasi kondusif.
Arviyan mengatakan, PTBA masih memiliki dana kas yang besar, mencapai Rp 2,2 triliun. Belum lagi, perseroan juga mengempit saham simpanan atau treasury stock sebesar Rp 2,9 triliun dan surat berharga sebesar Rp 1 triliun.
Sepanjang Semester I 2016, pendapatan PTBA masih naik 4% yoy menjadi Rp 6,7 triliun. Namun, beban yang tinggi membuat laba bersih PTBA terkoreksi menjadi Rp 714,4 miliar dari sebelumnya Rp 794,8 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News