Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Di sisi lain, sejumlah emiten semen memutuskan untuk merevisi target penjualannya. Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Antonius Marcos bilang, perusahaan memperkirakan volume penjualan akan menurun 5% sampai 7% secara tahunan.
Asal tahu saja, penjualan semen INTP di tahun lalu mencapai 18,1 juta ton.
Ajeng pun menyebut, keputusan INTP tepat dan masuk akal. Karena hal ini sudah sesuai dengan tren permintaan yang menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara jika target penjualan tidak direvisi turun, dikhawatirkan akan terjadi kelebihan pasokan (oversupply).
Dari empat emiten semen, NH Korindo Sekuritas menjadikan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai saham pilihan dengan target harga Rp 11.500. Perusahaan pelat merah ini dinilai memiliki market share yang besar dengan cakupan portfolio daerah penjualan yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Juga: PSBB Jakarta, industri tekstil bisa kehilangan potensi pendapatan US$ 3 miliar/bulan
Hal ini menjadikan SMGR masih unggul dibandingkan emiten semen lainnya. Terlebih pada paruh pertama lalu, SMGR , anggota indeks Kompas100 ini, mencatatkan volume penjualan semen sebesar 17,96 juta ton, atau naik 3% dari realisasi penjualan di periode yang sama tahun 2019.
Anak usaha SMGR, yakni PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) sendiri berhasil menjual 5,29 juta ton semen pada semester I-2020, atau tumbuh 2% secara year-on-year.
Dus, SMGR berhasil mempertahankan posisinya sebagai market leader industri semen tanah air, dengan menguasai 53,1% pangsa pasar (market share) semen domestik.
Selanjutnya: Sepanjang 2020 BEI telah lakukan 7 kali trading halt, ini rinciannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News