kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.205   64,44   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,16   1,11%
  • LQ45 879   12,29   1,42%
  • ISSI 221   1,13   0,52%
  • IDX30 449   6,77   1,53%
  • IDXHIDIV20 541   6,33   1,18%
  • IDX80 127   1,54   1,22%
  • IDXV30 135   0,55   0,41%
  • IDXQ30 149   1,80   1,22%

Proyeksi Yield SBN Turun, Didukung Aliran Modal Asing dan Sinyal Penurunan Suku Bunga


Minggu, 25 Agustus 2024 / 22:52 WIB
Proyeksi Yield SBN Turun, Didukung Aliran Modal Asing dan Sinyal Penurunan Suku Bunga
ILUSTRASI. Obligasi Negara.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Fixed Income Pefindo Ahmad Nasrudin memproyeksikan bahwa arah pergerakan yield Surat Berharga Negara (SBN) akan cenderung turun dalam beberapa bulan mendatang.

Hal ini didorong oleh aliran modal asing yang deras ke pasar surat utang domestik sejak pertengahan Agustus 2024.

Menurut Ahmad, sejak 12 Agustus 2024, yield SBN telah menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Dari tanggal 12 hingga 21 Agustus 2024, Pefindo mencatat aliran modal asing mencapai Rp17,02 triliun.

Baca Juga: Targetkan Yield Obligasi Negara 7,1% di RAPBN 2025, Pasar Obligasi Bergerak Dinamis

Kondisi ini mendorong yield turun tajam dari 6,90% pada akhir Juli 2024 menjadi 6,6111% pada 21 Agustus 2024.

"Masuknya modal asing, ditambah dengan sinyal kuat dari The Fed untuk memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, menjadi faktor utama penurunan yield," ujar Ahmad kepada KONTAN pada Jumat (25/8).

Dari sisi domestik, inflasi yang terus berada dalam rentang target Bank Indonesia memberikan ruang lebih besar untuk pemangkasan BI rate, yang juga akan menjadi katalis positif bagi penurunan yield SBN.

Ahmad memperkirakan, yield SBN tenor 10 tahun akan berada di sekitar level 6,7% pada akhir tahun ini.

Baca Juga: Suku Bunga Segera Turun, Return Reksadana Pendapatan Tetap Diprediksi Bertahan di 6%

Terkait gejolak politik di Indonesia belakangan ini, Ahmad melihat bahwa sentimen tersebut justru dimanfaatkan oleh investor asing untuk berspekulasi.

Mereka keluar sementara dari pasar ketika harga SBN mahal dan kembali masuk saat harga cukup murah.

Namun, di tengah ekspektasi penurunan yield ini, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 justru menargetkan yield SBN yang cukup tinggi, yaitu di angka 7,1%.

Target yield yang tinggi ini diperkirakan karena besarnya kebutuhan pendanaan pemerintah untuk memenuhi jatuh tempo surat utang pada tahun depan.

Ahmad juga mencatat bahwa pemerintah menargetkan defisit anggaran fiskal berada di kisaran 2,51% pada tahun 2025. Namun, ia menilai target ini masih bisa berubah tergantung pada kebijakan pemerintahan baru yang akan datang.

"Kami akan terus mengamati bagaimana pemerintahan baru nantinya merancang anggaran, karena bagaimanapun, angka 2,51% adalah baseline dan masih fleksibel," jelas Ahmad.

Baca Juga: Yield SBN Akan Bergerak di Rentang 6,4% sampai 6,6%

Ahmad juga menekankan pentingnya sosok yang akan menempati posisi Menteri Keuangan dalam pemerintahan baru, karena hal ini akan sangat mempengaruhi kepercayaan pasar terhadap pengelolaan fiskal negara.

Ketidakpastian yang tinggi masih berpotensi dimanfaatkan oleh spekulan untuk menciptakan volatilitas di pasar.

"Berkaca pada isu tentang wacana pelebaran defisit fiskal untuk mendanai program unggulan pemerintah terpilih, hal ini sempat mendorong aksi jual di pasar surat utang, terutama oleh asing. Untungnya, pemerintahan yang berjalan telah memberikan klarifikasi dan menenangkan pasar, sehingga situasi kembali membaik," pungkas Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×