kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proyek properti yang menjadi isi kantong Indocement


Kamis, 15 Februari 2018 / 07:22 WIB
Proyek properti yang menjadi isi kantong Indocement


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tahun lalu bakal lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Buktinya, di tengah kelebihan pasokan semen nasional dan ketatnya persaingan di pasar dalam negeri, perusahaan ini mampu mencetak kenaikan penjualan semen domestik sebesar 2,5% menjadi 16,8 juta ton.

Anugerah Zamzami Nasr, analis Phillip Sekuritas Indonesia, mengatakan, kenaikan tersebut menjadi kenaikan penjualan semen INTP yang pertama sejak 2014. Tetapi angkanya memang lebih tipis ketimbang kenaikan permintaan semen nasional tahun lalu yang mencapai 7%.

Namun, kinerja serupa tak terjadi pada penjualan ekspor semen. Penerimaan INTP pada pos tersebut justru turun drastis sebesar 73,5% jika dibanding 2016 lalu.

Anugerah menjelaskan, kenaikan penjualan domestik INTP ini didukung pembangunan infrastruktur dalam negeri. Tahun lalu, pemerintah memang gencar membangun infrastruktur, seperti pembangunan tol Trans Jawa dan Sumatra, Pos Lintas Batas Negara (PLBN), bendungan dan jembatan. Proyek tersebut membuat konsumsi semen nasional di tahun lalu mencapai Rp 66,35 juta ton.

Penjualan semen kantong masih memberi kontribusi terbesar bagi pendapatan INTP. Anugerah bilang, penjualan semen kantong INTP berkontribusi hingga 75,6% pada pendapatan tahun lalu.

Walau masih memberi kontribusi paling tinggi, namun pertumbuhan penjualan semen kantong INTP cenderung menurun. "Kenaikan permintaan semen kantong diprediksi meningkat secara moderat berkat sektor properti," kata Anugerah, Rabu (14/2).

Jika sektor properti masih lesu, maka INTP harus mengandalkan penjualan dari semen curah. Karena itu, Anugerah menganalisa, penjualan semen curah INTP bisa lebih tinggi di tahun ini.

Sementara, Nyoman W. Prabawa, Analis BCA Sekuritas memperkirakan, pertumbuhan volume penjualan INTP di pasar domestik tahun ini naik 6% menjadi 17,8 juta ton. "Mesin pendorong penjualan bergerak di Jawa Tengah, yakni dari pembangunan proyek infrastruktur pembangkit listrik di Jepara dan Batang, serta LRT di Jabodetabek," kata dia, dalam riset yang dirilis 9 Februari 2018.

Prospek INTP

Tahun ini, Anugerah memperkirakan kelebihan pasokan semen dan persaingan antar pengusaha semen masih terjadi. Hal ini membuat pangsa pasar INTP berangsur turun. Buktinya tahun lalu, INTP hanya menguasai 25,3% pasar semen. "INTP kena pukulan paling lumayan karena pangsa pasar besarnya di daerah Jawa saja," jelas Anugerah.

Untungnya, harga batubara dunia yang diprediksi lebih rendah dari tahun lalu akan membuat beban biaya operasional INTP sedikit turun. Hal ini bisa menopang kinerja perusahaan. Asal tahu saja, World Bank memperkirakan rata-rata harga batubara di tahun Anjing Tanah ini sebesar US$ 70 per metrik ton.

Dengan kondisi ini, dia memprediksi pendapatan perusahaan semen ini di akhir 2018 bisa mencapai Rp 15,40 triliun. Sedang laba bersih sebesar Rp 2,24 triliun.

Guna mengatasi berbagai sentimen negatif, Nyoman melihat, INTP masih perlu terus menerapkan disiplin biaya produksi di tahun ini, melalui pabrik berteknologi tinggi dan pabrik terminal di Sumatra Utara, untuk menghemat biaya logistik. Ini bisa menjadi bantalan INTP untuk meminimalkan dampak dari volatilitas harga energi.

Seiring dengan ketatnya persaingan di industri semen, Nyoman mengatakan INTP akan fokus pada perluasan bisnis hulu sebagai penjual clicker dengan margin yang lebih tinggi. "Karena itu, kami masih merekomendasikan hold INTP," ujar dia.

Nyoman menilai perusahaan ini akan menerima manfaat terbesar kenaikan permintaan semen dari sektor properti di tahun ini. Ia mematok target harga INTP sebesar Rp 21.000 per saham.

Berbeda, analis Ciptadana Sekuritas Fahressi Fahalmesta merekomendasikan jual INTP dengan target harga Rp 19.100 per saham. Anugrah juga memberi rekomendasi serupa, dengan target harga saham INTP di level Rp 19.800 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×