kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek properti baru menyinari Ciputra Surya


Rabu, 22 Juli 2015 / 08:10 WIB
Proyek properti baru menyinari Ciputra Surya


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski industri properti dalam negeri melambat, PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) tetap berekspansi. Anak usaha Grup Ciputra ini masih meluncurkan sejumlah proyek baru demi menggenjot kinerja keuangannya tahun ini.

April lalu, misalnya, CTRS meluncurkan sekaligus memasarkan gedung perkantoran Ciputra World Office Tower Surabaya. Dari proyek tersebut, CTRS mengaku mampu mengantongi pra penjualan atau marketing sales Rp 640 miliar.

Direktur Ciputra Surya Nanik Joeliawati Santoso menuturkan, penjualan gedung perkantoran tersebut berkontribusi paling besar terhadap marketing sales sepanjang semester pertama tahun ini. Secara total, di periode tersebut, CTRS berhasil meraih marketing sales Rp 1,22 triliun. Jumlah itu 51% dari target marketing sales 2015 yang mencapai Rp 2,4 triliun.

William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, menilai, prospek bisnis gedung perkantoran masih bagus pada tahun ini. Proyeksi itu lantaran kebutuhan pembukaan kantor, terutama bagi perusahaan baru, dinilai tidak akan surut.

Mengenai lokasi proyek CTRS di Surabaya, Jawa Timur, justru merupakan nilai lebih dibandingkan kawasan Jakarta. Tengok saja, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur di kuartal I-2015 sebesar 5,18%, lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sebesar 5,08%.

Namun William mengingatkan bisnis gedung perkantoran juga ada hambatan, salah satunya perlambatan ekonomi. Alhasil, calon konsumen menahan diri membuka kantor baru. Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, menambahkan, bisnis gedung perkantoran di Surabaya masih cukup prospektif karena pasokan tidak berlebih (oversupply).

Hal ini berbeda dengan Jakarta yang sebagian wilayahnya sudah oversupply gedung perkantoran. Demi mencapai target marketing sales di semester kedua tahun ini, CTRS berniat meluncurkan tiga proyek rumah tapak anyar. Proyek itu antara lain Citraland Lampung, CitraGrand Kendari dan Citraland City Losari.

Lydia Suwandi, analis RHB OSK Securities, dalam risetnya, memaparkan, proyek kerjasama operasi Citraland City Losari Makassar dapat menggenjot penjualan CTRS. Dia menghitung, proyek ini dapat menambah marketing sales CTRS sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun.

Sementara Kiswoyo menilai, perlambatan ekonomi tidak menghadang penjualan proyek baru itu. Pasalnya, lokasi proyek baru CTRS berada di kota yang tengah berkembang dan cukup prospektif. Tapi batu sandungan tetap ada. Salah satunya, harga properti semakin tinggi.

"Dari sisi daya beli, konsumen sulit menjangkau," ujar William. Belum lagi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang masih relatif tinggi, yakni 7,5%. Walhasil, calon konsumen bersikap menahan diri berinvestasi properti.

Kiswoyo memprediksikan, marketing sales CTRS tumbuh 10%-20% di 2015. Adapun laba bersih diprediksikan tumbuh 10%-20%. Kiswoyo menyarankan buy CTRS dengan target Rp 2.800 per saham.

William merekomendasikan hold dengan target Rp 2.750. Adapun Lydia memasang buy dengan target Rp 5.000. Harga CTRS, pada Rabu (15/7) pekan lalu di Rp 2.505 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×