Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu proyek prestisius andalan Presiden Joko Widodo, yakni pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) tidak berjalan sesuai rencana. Semula pemerintah menargetkan bisa merampungkan megaproyek listrik pada tahun lalu. Namun target tersebut mundur menjadi tahun 2025 dan estimasi terakhir kembali molor menjadi tahun 2029 nanti.
Salah satu penyebab molornya megaproyek ini adalah pertumbuhan ekonomi yang di bawah ekspektasi sehingga menyebabkan permintaan listrik menjadi rendah. Mangkraknya proyek ini tentunya bakal berdampak negatif bagi emiten kabel.
Baca Juga: Molornya proyek listrik 35.000 MW tidak pengaruhi kinerja Communication Cable (CCSI)
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, kondisi ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh emiten kabel untuk mencari strategi baru untuk menjaga kinerjanya. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai emiten-emiten kabel masih memiliki prospek yang cerah. Sebab, proyek infrastruktur yang membutuhkan listrik terus digulirkan pemerintah.
Namun, Sukarno tidak menampik bahwa molornya proyek listrik 35.000 MW ini dapat memberatkan kinerja emiten kabel. “Terkait target penyelesaian yang molor bisa menjadi sentimen negatif untuk emiten-emiten kabel. Karena potensi untuk meningkatkan kinerja belum bisa direalisasikan,” kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (12/2).
Menurut Sukarno, emiten-emiten kabel harus mulai untuk mencari pelanggan dari sektor swasta selain menggantungkan penjualannya ke PLN.
Baca Juga: Proyek listrik 35.000 MW molor, Kabelindo Murni (KBLM) perkuat sektor swasta
Kontan.co.id mencatat, penjualan beberapa emiten kepada PLN memiliki kontribusi yang cukup besar.
PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI, penghuni Indeks Kompas100) mengempit pendapatan hingga Rp 2.68 triliun. Pendapatan dari PT PLN sebesar Rp 1.24 triliun atau 46,2% dari pendapatan total.
Per 30 September 2019, PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) membukukan pendapatan sebesar Rp 827,89 miliar. Sebanyak 16,44% diantaranya atau 136,1 miliar diantaranya merupakan penjualan kepada PT PLN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News