kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek infrastruktur turut menyerap suplai semen


Rabu, 07 November 2018 / 20:28 WIB
Proyek infrastruktur turut menyerap suplai semen
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut Semen Gresik di Jakarta


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suplai semen masih membeludak. Sektor properti yang diharapkan mampu menyerap ketersediaan semen juga belum sepenuhnya pulih.

Beruntung, proyek infrastruktur terutama jalan tol sedikit mengkompensasi tekanan tersebut. Peluang ini yang dimanfaatkan oleh PT Semen Batuaraja Tbk (SMBR).

SMBR banyak menjual produknya di wilayah Sumatra bagian selatan. Sehingga, perusahaan ini menargetkan pendapatannya hingga akhir tahun setidaknya sebesar Rp 1,4 triliun.

Setali tiga uang, Agung menilai infrastruktur jalan tol memberikan sedikit angin segar. Dia mencontohkan, pembangunan jalan tol sepanjang 2.000 kilometer (km) butuh 1,2 juta ton semen.

"Tidak besar tapi cukup membantu. Karena untuk saat ini di situ yang pertumbuhannya paling kencang," jelas Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) kepada Kontan.co.id, Rabu (7/11).

SMGR optimistis mampu mencatat pertumbuhan volume antara 5% hingga 6% akhir tahun ini. Namun, untuk tahun depan, angkanya lebih moderat, sebesar 4%, mengingat ada pemilu.

Meski masih belum kondusif, analis UOB Kay Hian Adrianus Bias Prasuryo menilai permintaan semen dalam negeri sejauh ini masih tetap solid. Hingga kuartal III, permintaannya mencapai 49,8 juta ton, naik 4,9% secara tahunan. "SMGR yang paling menikmati kenaikan itu," tulis Adrianus dalam riset 15 Oktober.

Sebab, SMGR memiliki pangsa pasar paling dominan. Pada saat yang bersamaan, emiten pelat merah ini menjadi yang paling sedikit menaikkan harga jualnya. Para pemain semen sepanjang tahun ini sudah menaikkan harga jual sekitar 4% hingga 6%.

Adrianus sebelumnya merekomendasikan hold SMGR dengan target harga Rp 10.600 per saham. Namun, rekomendasi ini masih dalam penghitungan ulang.

Sementara, analis RHB Sekuritas Andrew Wijaya dalam riset 1 November merekomendasikan buy SMGR dengan target harga Rp 11.500. Hari ini, saham SMGR turun 0,26% ke level Rp 9.725 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×