kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Proyek infrastruktur terancam, emiten was-was


Selasa, 27 Mei 2014 / 15:07 WIB
Proyek infrastruktur terancam, emiten was-was
ILUSTRASI. Inilah 5 Manfaat Glycolic Acid untuk Wajah, Kulit Cerah dan Terhidrasi


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Emiten sektor infrastruktur dan konstruksi tengah was-was. Pasalnya, Pemerintah akan segera memangkas anggaran Kementerian dan Lembaga (K/L) termasuk Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Pemotongan anggaran untuk Kementerian PU pun cukup signifikan, berkisar 30%, yakni sebesar Rp 22,746 triliun dari anggaran Rp 84,148 triliun.

Itu berarti, rencana proyek infrastruktur tahun ini bisa tersendat-sendat. Sejumlah emiten tengah menunggu informasi lebih lanjut dari Kementerian PU. Yang jelas, emiten konstruksi akan menjadi emiten yang berdampak langsung pemangkasan anggaran tersebut.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengakui adanya keterlambatan proses tender proyek Pemerintah. "Memang di kuartal pertama, terasa ada pelambatan untuk tender proyek Pemerintah," ungkap Natal Agrawan, Sekretaris Perusahaan WIKA kepada KONTAN, Senin (26/5) lalu. Sayang, ia enggan menyebut proyek tersebut.

Menurut Natal, saat ini perseroan tengah menunggu penjabaran dari Kementerian PU terkait proyek-proyek yang menjadi imbas dari pemangkasan anggaran. "Kami belum tahu secara pasti, apakah proyek-proyek kami mengalami penurunan angka," lanjutnya.

Akan tetapi,  menurutnya, porsi proyek dari Pemerintah yang ditargetkan WIKA tidak terlalu besar. Jumlahnya hanya sekitar 27% atau Rp 6,75 triliun dari total target proyek WIKA pada tahun ini Rp 25 triliun.

Meski ada penciutan proyek dari pemerintah, WIKA juga masih memiliki kontrak bawaan (carry over) sebesar Rp 24,14 triliun, dan beberapa tambahan dari proyek BUMN dan swasta. Adapun, hingga April lalu, WIKA telah memperoleh kontrak baru sekitar Rp 5,6 triliun, dimana sekitar Rp 1 triliun berasal dari proyek Pemerintah.

Yang jelas, tambah Natal, volume produksi WIKA pada tahun depan diperkirakan akan menurun dibandingkan tahun ini." Kami belum bisa memastikan angkanya, tapi akibat proyek bakal tertunda, ini akan berdampak pada produksi tahun depan," sebutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×